“Rencana tahap kedua kami pemerintah desa akan membangun warung terapung yang mengelilingi kawasan ekowisata ini. Warung makan di atas laut dengan konsep klasik dipadukan dengan selera milenial. Warung yang terbuat dari kayu dengan kursi bean bag warna-warni yang akan menjadi spot selfie yang menakjubkan”, tuturnya.
Latar laut biru yang tenang dengan rimbunan pepohonan hijau mangrove, kata Saparudin akan menyajikan sensasi tersendiri bagi pengunjung. Terlebih ditempat itu, para Pengunjung bisa menikmati hidangan kuliner seafood hasil tangkapan para nelayan Sekotong.
Juga dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung, seperti jembatan lintasan membelah hutan bakau yang merupakan hasil tangan kreatif pemuda setempat. Jembatan kayu itu di cat warna warni sehingga menambah keanggunan dan indahnya lokasi ini.
Ada juga menara atau gardu pandang yang memanjakan mata pengunjung, karena pengunjung bisa melihat pemandangan hutan mangrove dan pantai dari atas ketinggian belasan meter serta aula pertemuan yang dapat menampung banyak orang.
Lokasinya terbilang strategis karena berada persis di pinggir jalan dekat dengan akses jalan besar Sekotong yang menghubungkan langsung ke kawasan wisata di daerah Sekotong Barat- Mekaki Pelanggan hingga tempat selancar desert points di Bangko-bangko Desa Batu Putih.
Pengunjung yang ingin ke lokasi ini tidak butuh waktu lama perjalanan dari simpang tiga Sekotong. Melewati jalan hotmix menunju arah barat, pengunjung dengan mudah melihat lokasi wisata ini persis di tikungan jalan utama.
Ditambah lagi lampu hias di sepanjang jalur lintasan, sehingga indah dipandang mata pada waktu malam hari. Di beberapa titik disiapkan spot selfie dan tempat duduk bagi pengunjung yang mau menghabiskan waktu di hutan mangrove tersebut.
Sarapudin mengatakan pembangunan penataan kawasan wisata mangrove, ia mulai sekitar bulan November lalu. Ekowisa mangrove ini didanai murni dari dana desa (DD). Dalam penataannya, pihak desa melibatkan masyarakat khususnya pemuda setempat.
“Tahun 2020 kita akan tambah jembatan lintasan 120 meter dilengkapi dengan fasilitas lain seperti berugak, aula dan untuk lesehannya kemudian tentunya dekorasi untuk menambah keindahannya,”jelas Kades Sekotong Tengah ini.
Dijelaskannya, dibangunnya kawasannya wisata mangrove ini, mengingat di wilayah Sekotong sangat jarang hutan mangrove yang terbentuk secara alamiah sehingga dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri. Ia berharap ekonomi warga dapat meningkat. Baik dari sektor perdagangan, jasa dan lain-lain.