DUNIA, Jawara Post— Beijing – Tiongkok telah mencabut larangan ketat yang diberlakukannya terhadap Provinsi Hubei, episenter dari COVID-19 pada Rabu (25/3), seperti dilansir AFP. Provinsi ini mengalami lockdown selama sebulan dan akhirnya dibuka kembali setelah Tiongkok melaporkan tak ada kasus domestik baru selama beberapa hari terakhir.
Namun, terdapat 47 kasus impor dari luar negeri, kata Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, seiring meningkatnya kasus-kasus impor di negara tersebut.
Secara total, terdapat kasus impor sebanyak 474 yang didiagnosa di Tiongkok. Mayoritas berkewarganegaraan Tiongkok yang baru pulang, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Pada Rabu, empat orang dilaporkan meninggal. Tiga orang lokasinya di pusat Provinsi Hubei yang merupakan tempat pertama kalinya virus ini muncul pada akhir tahun lalu.
Tiongkok mengumumkan pada Selasa (24/3) waktu setempat bahwa penguncian akan dicabut terhadap 50 juga penduduk di Hubei. Penduduk diizinkan untuk bepergian jika sehat, dengan dibukanya sejumlah bandara dan stasiun kereta api.
Sementara itu, Wuhan, episenter dari wabah itu, akan mengizinkan penduduk bepergian mulai 8 April.
Hubei memerintahkan penguncian pada Januari namun perlahan-lahan menurunkan pembatasan dan mengizinkan warga untuk berpindah sepanjang masih dalam provinsi itu. Bahkan mengizinkan warga kembali bekerja beberapa hari belakangan ini. Namun, sekolah tetap tutup.
Total kasus di Tiongkok mencapai 81.200 dengan 3.281 kematian. Kemunculan kasus baru telah melambat secara dramatis dalam sebulan terakhir.
Namun di saat banyak negara di dunia sedang berupaya menekan penyebaran pandemi ini, meningkatnya kasus impor di Tiongkok menimbulkan kekhawatiran terjadinya gelombang kedua dari wabah ini di saat mereka sudah berhasil mengontrolnya.
Banyak kota memberlakukan peraturan ketat karantina. Penerbangan internasional ke Beijing telah dialihkan ke daerah urban lainnya, dan penumpangnya harus menjalani screening virus corona.
Diah Dewi