Pihaknya juga menceritakan sejarah dari Gunung Semeru ketika dipindahkan ke pulau Jawa, Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa dan menggendong gunung itu di punggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut.
Kedua dewa tersebut lalu meletakkan gunung Meru di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Wisnu dan Brahma lalu memotong Gunung Meru dan meletakkannya satu di ujung timur dan satu di barat.
Potongan gunung yang berada di sebelah barat membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Di gunung inilah diyakini para dewa bersemayam.
Dalam agama Hindu Gunung Meru dianggap sebagai rumah para dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung antara bumi (manusia) dan kayangan. Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Tak ayal, hingga saat ini banyak masyarakat Jawa dan Bali masih menganggap gunung sebagai Semeru tempat kediaman Dewa-Dewa atau mahluk halus.
Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung, upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru juga dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.
Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.
Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Banyak orang yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.
Meski demikian hal itu tergantung dari sudut mana melihatnya, namun yang jelas, Mahameru merupakan salah satu gunung dengan potensi yang luar biasa. Ketinggiannya, keindahan alam, legenda dan misteri yang menyelimutinya merupakan aset yang perlu di jaga dan dilestarikan.
“Dari situlah kami meyakini bahwa antara Tim Kuro dan Tim Cobra saling berkesinambungan karena keduanya yang menjaga Semeru” Ujar AKBP Deddy Foury Millewa ketika ngobras dengan Tim Lumajangsatu di halaman Mapolres Lumajang.
Tim Kuro sendiri diyakini nantinya Polisi harus punya rasa yang baik, selain itu otomatis punya raga kuat.
Pihaknya juga berinisiatif untuk mengadakan lomba desain logo untuk Tim Kuro, kurang lebih 2 minggu ini akan mengumumkan bagaimana Tim Kuro ini akan dibentuk.
“Kurang lebih 2 minggu inilah nanti kami pasti kabari, ada baiknya nanti kami akan adakan lomba desain logo juga” Ujar AKBP Deddy Millewa Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu.
Kapolres Lumajang juga berpesan bagi masyarakat Lumajang untuk saling mejaga Kamtibmas disekitar. (ind/ls/red)