BANYUGLUGUR, Jawara Post—Diduga kuat kurang sosialisasi dan koordinasi, proyek Pamsimas didesa Lubawang Banyuglugur, panen penolakan warga. Bahkan, akibat dari itu pelaksana nekad memanfaatkan drainase sebagai jalur pipanisasi. Tak pelak, sejumlah kalangan termasuk tokoh masyarakat (Tomas) dan aktifis mulai menyoalnya.
Misal, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Jawara sempat ditemui sejumlah warga dan menuturkan bahwa proyek pamsimas dibawah komando Budi selaku PJ Kepala Desa Lubawang ini, tidak pro rakyat. ” Sejatinya, pengurus atau pelaksana proyek koordinasi dulu dengan BPD, Tomas dan warga masyarakat yang pekarangannya dilintasi pipa,” kata warga di lingkungan selatan balai desa, kompak.
Kata ketua RT setempat, menyampaikan kalau pengurus proyek terkesan lalai dalam hal kordinasi. Buktinya, program untuk masyarakat ini bukan disambut malah ditolak. “Banyak warga yang menolak pekarangannya dilintasi pipanisasi. Malah, issu diluaran santer kalau sang PJ Kepala Desa tidak bermasyarakat alias kardiman (istilah madura, red),” imbuhnya.
Sementara, menurut keterangan salah seorang anggota BPD Lubawang, persoalan tersebut tidak ada kaitannya dengan dampak pilkades. Penolakan warga lantaran kurang dihargai dan pengelola pamsimas ikut ikutan kardiman. “Gak ada kiatannya dengan pilkades. Mereka menolak lantaran tidak diajak urun rembuk, termasuk ketua RT setempat,” timpalnya.
Sekadar diketahui, Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota, termasuk didesa Lubawang Banyuglugur.
Proyeķ berbasis masyarakat tersebut kabarnya dianggarkan senklai 400 juta. Target utama seharusnya mampu mengakomodir kebutuhan masyrakat akan air bersih dan sanitasi. Sehingga, tujuan pemerintah pusat tepat guna dan anggaran tidak mengalami kebocoran kebocoran yang berpotensi adanya mark up anggaran dan tindakan korupsi.
“Kalau program merusak program lainnya, maka itu pidana. Merusak drainase demi suksesnya Pamsimas, maka ini sangat jelas dan patut diduga kuat kalau realisasinya sarat penyimpangan. Bisa di indikasikan kalau kucuran dana ratusan juta itu, Bocor,” kata H. Harianto, Korlap LSM Jawara.
Ketika wartawan media JP berusaha konfirmasi ke Budi selaku PJ Kepala Desa Lubawang, sulit ditemui, termasuk ketua dan pengurus lainnya. Malah, sempat terlihat mantan kades yang kini terpilih kembali, Ajun, kebingungan ketika melihat pekerja pamsimas merusak saluran air atau drainase.
Din/yAr/JP