MADIUN, Jawara Post– Kabupaten Madiun merupakan salah satu daerah yang memelopori budidaya porang. Dari waktu ke waktu, jumlah produksi dari komoditas ini juga kian meningkat.
Dinas Pertanian dan Perikanan setempat mencatat total produksi berupa umbi basah mencapai 42.104 ton pada tahun 2020. Jumlah itu mengalami peningkatan sekitar 100 persen dibandingkan setahun sebelumnya atau 2019, yakni 20.790 ton.
1. Produksi chip porang sebanyak 10.526 ton
Produksi Porang di Madiun Tembus 42 Ribu Ton, Nilainya Ratusan MiliarWarga Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun sedang merajang umbi porang.
Jumlah produksi itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2016 hingga 2018. Pada rentang waktu itu, hanya berkisar antara 8.389 hingga 8.874 ton untuk umbi basah yang dihasilkan.
Sedangkan total produksi chip atau irisan umbi porang yang sudah dikeringkan mencapai 10.526 ton pada tahun 2020. Adapun nilai jualnya saat ini Rp14 ribu per kilogram. Atau, jika diuangkan, total omzet petani porang di Madiun mencapai Rp 147,364 miliar.
Pendapatan itu belum termasuk penjualan umbi porang basah yang juga mencapai Rp421 miliar pada panen tahun 2020.
“Produksi sebanyak itu hasil budidaya di lahan 5.263 hektare,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto belum lama ini.
2. Luas lahan budidayanya 5.263 hektare
Karena tingginya nilai ekonomis dan meningkatnya minat warga, pihak Pemkab Madiun resmi melepas varietas porang Madiun 1 pada tahun lalu. Pelepasan ini bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui sidang pelepasan varietas yang diselenggarakan Badan Benih Nasional di Malang pada Februari 2020.
Merek baru itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing budidaya porang Kabupaten Madiun. Selain itu, pelepasarn varietas juga untuk mengantisipasi kecurangan dalam bisnis tanaman yang juga disebut iles-iles ini.
“Untuk distribusi, petani semakin banyak pilihan tempat menjual hasil panennya. Selain di pabrik yang sudah ada di Kabupaten Madiun juga bisa ke pabrik di daerah lain,” ujar Sumanto.
3. Pemkab melepas varietas porang
Tingginya pemasukan juga diamini oleh seorang petani porang bernama Akhmad Khoiri. Petani asal Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun ini mengatakan bahwa tanaman tersebut kini makin banyak dibudidayakan. Lantaran banyaknya petani, maka timbullah persaingan untuk meningkatkan kualitas panen.
“Sekarang sudah banyak yang menanam porang, tidak hanya di Madiun tapi daerah hingga pulau lain. Maka, tantangannya semakin berat,” ujar dia.
Oleh karena itu, ia dan sejumlah petani porang lain yang tergabung dalam kelompok Sumber Tani Desa Kaligunting terus mencoba membuat pupuk organik secara mandiri.
“Anak-anak muda yang menjadi petani porang banyak mencoba membuat pupuk organik dengan panduan tutorial di Youtube,” ujar Akhmad.
Redaksi