JATIBANTENG, JP. Com — Aktifitas penambangan di dusun Tanjung, Desa Curahsuri, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, mulai disoal banyak pihak. Selain warga masyarakat, sejumlah aktifis juga mulai angkat suara.
Awalnya tentang hilir mudik kendaraan Dumptruk yang sangat mengganggu penggunaan jalan lain, juga terjadi insiden laka akibat truk tambang enggan menepi.
“Kemarin terjadi kres dan mobil pribadi jadi korban, lalu urusan di Polsek. Lalu, jalan aspal yang berubah tanah makadam, juga menelan korban pemotor jatuh dan cidera, ” tutur M. Yasin.
Menurut anggota LSM itu, banyak keluhan warga, meskipun tidak semuanya. “Jika ada yang bersuara, warga masyarakat sekitar tambang diberi bantuan (kompensasi) agar diam.
“Kata Kades Jatibanteng, ijin tambang ada, soal jalan itu urusan DPUPR Situbondo. Yang jelas, ijin awal Kades Curah suri, sementara yang tedampak adalah warga desa Jatibanteng, ” imbuhnya.
Sementara, keluhan warga masyarakat juga sampai kemeja LSM Awas. Serta hasil Investigasi anggotanya, fakta dilapangan dua jembatan terancam ambruk.
“Kondisi dua Jembatan penghubung yang dilalui dumptruk tambang, sudah mulai retak – retak. Maka dari itu, sangat patut pemerintah mengkaji ulang soal ijin nya,” kata Rudi Bagas.
Menurutnya, sidak anggota DPRD sebelum nya dipertanyakan terkait hasil dari lokasi. “Jangan bersandiwara dan selalu membodohi warga masyarakat, ‘ imbuh nya.

JAWARA TV DIGITAL
Pasalnya, paska kunjungan anggota DPRD Situbondo kelokasi tambang, kondisi jalan aspal sudah separo berubah menjadi jalan tanah makadam.
Kondisi penyangga jembatan bekas peninggalan kolonial Belanda di dua titik, sudah mulai retak dan berpotensi jembatan akan ambruk.
“Kami kira pemerintah Situbondo segera mengevaluasi ini semua. Jangan menunggu korban jiwa, jangan sampai rakyat marah dan berdemo. Kami harap Bupati Karna segera ambil sikap tegas akan dampak tambang ini, ” jelas Rudi Bagas.
Pantauan dilapangan, jalan akses menuju kantor Kecamatan Jatibanteng, satu sisi sudah ambles dan diurug dengan tanah dan material batu.
Akibatnya, jalan yang semula aspal mulus, berubah menjadi jalan berdebu, dan makadam. Banyak pengguna jalan yang jadi korban saat melintas di jalur tersebut.
“Jika dalam evaluasi lebih banyak mudhorotnya, maka saya yakin ijin akan dianulir. Ketegasan Bupati Karna Suswandi saat ini dipertaruhkan, ” tutup Rudi Bagas, seraya menunjukkan dokumentasi akibat kendaraan tambang.
Redaksi