JATIBANTENG, Jawara Post—Sedikitnya ada 15 anak sekolah yang terpaksa digendong orang tuanya untuk menuju sekolahnya, Senin (18/03/2019). Betapa tidak, jembatan yang biasa mereka lintasi, sudah sebulan lalalu diterjang banjir dan amblas. Para wali murid berharap, pemdes dan Camat tidak tutup mata, segera turun tangan.
Menurut Anwar, wali murid asal Dusun Dewuh, Desa / Kecamatan Jatibanteng, ia terpaksa telat masuk kerja, lantaran khawatir akan keselamatan anaknya. Ia dengan semangat menggendong putrinya menyebrangi aliran sungai yang rawan banjir. “Saya terpaksa mengantara dan menjemputnya, demi keselamatan dia,” ucapnya.
Senada dengannya, seorang siswa SLTP di Jatibanteng juga mengeluhkan adanya kondisi infrastruktur menuju sekolahnya. Ia menilai bahwa pemetintah terkait terkesan tutup mata. Padahal sangat jelas bahwa akses menuju pendidikan begitu diutamakan. “Padahal Muspika telah tahu kalau jembatan limpas ini telah amblas dibawa banjir,” sambungnya.
Menyikapi hal ini, Ketum LSM Jawara angkat bicara. Ia menduga bahwa sistem pemerintahan di Jatibanteng, kurang proporsional bahkan bisa dibilang tidak profesional. Buktinya, bukan hanya akses jalan sepanjang 500 meter yang rusak berat dibiarkan, melainkan minim perhatian akan anak didik yang menjadi generasi penerus bangsa.
“Kita bisa melihat bagaimana tidak koneknya pemerintah pusat dengan Pemkab Situbondo dan Muspika Jatibanteng. Gaung infrastruktur pro rakyat, nampaknya tidak terdengar disini. Jalan rusak dibiatkan hampir 7 tahun lebih, ini tidak masuk akal. Saat ini, puluhan murid SD harus bertaruh nyawa demi mengenyam pendidikan,” kata Iwan Setiawan.
Sekadar diketahui, akses jalan menuju kecamatan, dibiarkan rudak parah, tanpa ada kejelasn kapan diperbaiki. Tidak jarang akibat jalan bagai sungai kering ini, menelan korban laka akibat pengendara berebut sisi aspal yang masih utuh. Bahkan, akibat dibiarkannya jalan rusak ini, menjadi trending di google map.
Sementara, jembatan swadaya murni masyarakat Dusun Dewuh agar bisa menuju kahtor camat dan putra putrinya bisa sekolah, telah lama dihanyut banjir. Karuan saja, anak didik yang mau menuju SD Negeri 1 Jatibanteng dan SMP Negeri Jatibanteng, bersusah payah kesekolah. “Jika hujan deras dan banjir disungai ini, maka mereka (murid) libur sekolah. Kami minta Camat peduli akan ini,” imbuh Bu Mar, usai menyebrangi sungai.
Juhari/dins