BESUKI, Jawara Post–Terkait melubernya pedagang di pasar umum Besuki, Forum Aliansi Masyarakat Situbondo (Forsa), mengaku telah mewacanakan adanya pembubaran Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2016 lalu. Pasalnya, sistem kelola pasar umum tidak jelas dan banyak menimbulkan masalah.
Hal ini diungkapkan oleh Sutomo, salah satu anggota Forsa dari elemen LSM, Senin (18/03/2019). Pihanya mengaku telah berupaya memperbaiki dari dalam, namun pihak Dispenda nampaknya tidak merespon. “Kita bayangkan saja, banyak lokal didalam pasar yang muspro (tidak ditempati). Bahkan, punya swastapun banyak yang kosong. Namun, pedagang semerawut hingga memakan marka jalan,” ucapnya.
Baca Juga 》JAWA TIMUR : PKL Pasar Umum Semerawut, Pengendara Mengeluh
Lanjut dia, ini merupakan wujud ketidak becusan pengelolaan pasar. Tim kami akan mengevaluasi tentang take and give atau pendapatan dan pengeluaran biaya operasional di instansi ini. “Jika tidak berimbang, apalagi masih jauh dibawahnya dan menyedot PAD guna mengcover opersional itu, kami kira ya wacana kami masuk akal,” ujarnya.
Sejatinya, instansi yang sangat jelas merupakan owner dari pendapatan daerah, bukan hanya bisa membiayai operasional dinasnya, melainkan juga ada inkam (dana masuk) sebagai penunjang PAD. Faktanya, sekitar 20 persen lokal bangunan didalam pasar muspro. Ditambah lagi proyek pasar baru dijalan Kangean telah serah terima, namun pedang tetap semerawut tidak tertib.
“Ini perlu kita sikapi secara seksama, semerawutnya para pedagang, kumuhnya lingkungan pasar, hingga terganggunya akses pengendara, dimana titik persoalannya. Secara global, kami menduga Dinas Pasar tak becus menangani ini. Jangan biarkan elemen masyarakat berbenturan dan menimbulkan chaos sosial, hanya gara – gara pengelolaan yang kurang proporsianl,” imbuhnya.
Senada dengannya, Eko Febrianto, Ketum LSM Siti Jenar juga mengatakan bahwa jika pejabat bermain dan memanfaatkan para pedagang pasar, maka pihaknya akan segera melaporkan adanya temuan – temuannya dilapangan. “Kita bukan bicara ini soal perut (kebutuhan hidup), melainkan ini tentang ASN yang menerima gaji dari uang rakyat. Saya akan evaluasi semuanya,” sambungnya.
Sekedar diketahui, akibat melubernya pedagang disisi barat pasar umum Besuki, akses keluar angkutan umum jadi terganggu. Tidak hanya itu, kesemerawutan para pedagang ini juga memberi ruang terjadinya pungli dan kolusi. Bukan hanya keluhan para sopir bus, melainkan maayarakat juga merasa terganggu dengan kondisi ini.
Juhari/dins