JAKARTA, Jawara Post— Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin terpuruk, dalam situs resmi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah Rp 15.712 per dolar AS pada Kamis (19/3/2020).
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menyampaikan pasar keuangan Indonesia perlu solusi mendesak karena keadaan sudah darurat. “BI dan OJK perlu koordinasi untuk membekukan pasar modal dalam waktu tertentu sampai kepanikan pasar global reda,” katanya, Kamis (19/3).
Pelemahan kurs rupiah ini asalnya dari nett sells asing yang tembus Rp 2 triliun seminggu terakhir. Dengan membuka terus pasar saham, capital flight melalui aksi jual akan terus terjadi.
Bhima mengatakan sejauh ini BI bisa lakukan intervensi dengan beli surat utang pemerintah di pasar dengan jumlah yang besar.
Selain itu mendorong local currency settlement (LCS) untuk meningkatkan penggunaan rupiah untuk ekspor ke negara selain Thailand dan Malaysia. “Tambah banyak negara yang lakukan LCS dengan Indonesia semakin baik,” katanya.
Selain itu, memperbaiki mekanisme insentif dana hasil ekspor sehingga lebih menarik bagi eksportir untuk konversi dolar ke rupiah. Kemudian, pola komunikasi yang clear ke pelaku pasar sehingga tidak menimbulkan kepanikan berlebihan.
Bhima juga mengatakan BI sangat perlu pangkas bunga acuan hingga 25 bps karena mendesak. Ia menyampaikan, Filipina sudah menjadi negara pertama yang menutup perdagangan di pasar keuangan karena kepanikan global. “Trading halt satu minggu,” katanya.
Redaksi