Lombok Barat. Jawarapost– Dua bocah dari kalangan keluarga miskin masing-masing bernama Tilar Negara (2,3) asal dusun Gumise Selatan Desa Giri Tembesi kecamatan gerung dan Miftahul Sulhi (13) asal Dusun Kebon Lauq Desa Sesela Kecamatan Gunungsari mengidap penyakit berat.
Tilar menderita penyakit aneh pada bagian mata. Kelopak matanya membesar hingga menutupi bola mata, sedangkan Miftahul mengidap penyakit rematik jantung.
Kondisi kedua bocah ini kian memperihatinkan lantaran tak mendapatkan penanganan medis yang memadai, akibat keluarga tak mampu membiayai. Kedua bocah dari keluarga miskin ini butuh uluran tangan agar segera mendapatkan penanganan medis.
Saat disambangi wartawan, Adek Tilar tengah tertidur pulas diatas gendongan sang nenek. Semenjak lahir hingga sekarang, Tilar tinggal bersama ibu di rumah kakek dan neneknya. Bapak dan ibunya, telah bercerai sejak ia masih dalam kandungan.
Sejak bercerai, bapaknya menghilang dan tak pernah menengok Tilar.
Praktis Tilar pun dirawat oleh sang ibu dan kakeknya. Ibu dan kakeknya bekerja sebagai buruh batu bata untuk menghidupi keluarga, penghasilan yang diperoleh hanya Rp 30-60 ribu, itupun jika ibunya mampu membuat 500 hingga 1000 batu bata. Himpitan hidup semakin berat, ketika Tilar mengalami penyakit mata yang berdampak kelopak matanya membesar seperti bola pimpong.
“Awal mula Tilar mengalami sakit mata sebulan lalu, sudah kami bawa berobat ke puskesmas, tapi sekedar dikasih obat salep dan penahan rasa sakit. Sekarang matanya kian membesar begini,”tutur sang nenek, Rakmah sambil menunjuk ke arah mata cucunya.
Dua kali dibawa ke puskesmas, sakit mata tilar pun berangsur sembuh. Namun belakangan membengkak lagi karena obatnya sudah habis. Neneknya kewalahan membiayai biaya berobat karena Tilar sendiri tidak punya BPJS. Tilar pun terpaksa dirawat seadanya. Setiap hari, ia harus menanahan rasa sakit. Bahkan terkadang tak bisa tidur akibat rasa sakit yang dirasakan.
Pihak keluarga berharap agar Tilar segera ditangani secara intensif, sebab kondisi mata yang sudah tak bisa melibat akibat tertutup benjolan di kelopak matanya. “Rencananya hari senin kami akan bawa berobat lagi ke rumah sakit. Ada yayasan yang membantu,”imbuhnya.
Sementara itu, Miftahul Sulhi seorang bocah di Sesela menderita penyakit parah yaitu Rematik Jantung. Gejala awal, bocah malang ini mengalami radang tenggorokan, demam tinggi, panas dingin, kurang nafsu makan. Miftahul sendiri sudah bolak-balik berobat ke puskesmas dan Rumah sakit bahkan berobat tradisional herbal namun belum juga ada perubahan.
“Dan sampai terakhir dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa di rumah sakit provinsi disarankan berobat ke luar kota dan akan dirujuk ke sana. Adik Miftahul divonis menderita penyakit rematik jantung,”kata kerabatnya, Selvi.
Miftahul sendiri sejak 3 tahun lalu berjuang melawan kerasnya sakit yang diderita. Kondisi sekarang yang dirasakannya, nyeri pada perut. Bagian perutnya membesar terasa keras kencang, cepat lelah dan sesak nafas. Serta selama ini adik Miftahul tidak bisa tidur terlentang atau berbaring seperti kehidupan yg normal.
Saat ini ia sangat butuh biaya untuk berobat ke Jakarta karena rumah sakit disini tidak bisa ditangani di rumah sakit Provinsi. Untuk membantu Miftahul warga Sesela dan Sahabat Yatim Dhuafa pun mengadakan gerakan pengumpulan donasi Rp 1000.
Lalu M Lobar