SAMARINDA, Jawara Post–Terdampar di Balikpapan, YAP mengaku diperkosa. Pengakuan penuh kejanggalan. Bukan kali ini saja YAP merepotkan aparat kepolisian dan aparat Dinas Sosial.
YAP mendadak terkenal. Pengakuannya yang menjadi korban pemerkosaan saat ditemukan tak sadarkan diri di Terminal Batu Ampar, Balikpapan, Selasa 928/8) lalu menggemparkan media sosial (medsos).
Tapi benarkah wanita berusia 16 tahun ini memang korban pemerkosaan? Atau hanya pengakuan sepihak saja. Karena faktanya memang banyak ketidaksesuaian antara pengakuan dengan kondisi yang dialaminya. Misalnya, dia mengaku keduanya tangannya diikat dalam waktu yang lama. Tapi tak sedikit pun ada tanda bekas ikatan di kedua lengannya. Dan berbagia kejanggalan lainnya.
Belum lagi pengakuan dari ayahnya berinisial AM yang berbeda dari keterangan YAP. AM menyebut bahwa putrinya tersebut memang melarikan diri dari rumahnya di kawasan Sempaja Barat, Samarinda Utara.
Dari penjelasan AM diketahui jika YAP memang punya masalah dengan kejiwaannya. Dari cerita AM, lika-liku kehidupan YAP memang memprihatinkan. Dia merupakan anak korban broken home. Dia lahir saat kedua orangtuanya sudah memutuskan untuk berpisah. Dia pun menikah di usia yang sangat muda. 14 tahun.
Dia pun bukan kali ini berurusan dengan aparat berwajib. Petugas dari Dinas Sosial Samarinda bahkan paham betul dengan perangai wanita berbadan sintal ini.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada YAP?
Sekretaris Dinas Sosial Kota Samarinda, Ida Nursanti, saat temui di ruang kerjanya, Rabu (29/8) menjelaskan, YAP memang pernah ditangani pihaknya. Bukan hanya sekali. Tapi dua kali. Masing-masing pada 2016 dan 2017 silam. Saat itu YAP ditangani lantaran kabur dari rumah dengan berbagai sebab.
Kata Ida, 5 Maret 2016 lalu, pihaknya mendapat laporan adanya anak gadis yang terlantar di sekitar komplek Prevab, Samarinda Ulu. Saat di dilakukan peninjauan, petugas menemukan YAP telah diamankan pihak Kelurahan Dadi Mulya. Lalu dibawa ke kantor Dinsos Samarinda untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Dari keterangan YAP, rupanya ia sengaja kabur dari rumah ayahnya di Jalan Dr Sutomo, Gang 3, Samarinda Ulu. Alasannya tidak tahan mendapat perlakuan kasar dari sang ayah.
Tapi petugas tidak percaya begitu saja dengan pengakuan YAP. Petugas lalu melakukan penelusuran. Mencari kebenaran.
Dari hasil penelusuran, rupanya masa kecil YAP tak seperti anak pada umumnya. Saat YAP lahir, sang ayah meminta hak asuh atas YAP. Ia kemudian tinggal di Jalan Dr Sutomo, Gang 3, RT 31, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu. Sedangkan ibu kandung YAP sudah menikah lagi dengan pria lain. Kini sudah memiliki dua orang anak.
Namun sayang, selama dalam asuhan ayah kandungnya, YAP kerap mendapat perlakuan kasar dari ayahnya. AM terlalu keras dalam mendidik. Bahkan sering melakukan kekerasan fisik, hal ini terjadi saat YAP membantu AM berjualan roti di sekiar Jalan dr Soetomo, Samarinda Ulu. Kesalahan sedikit saja dalam mengerjakan sesuatu, YAP langsung terkena amarah. Baik dalam bentuk perkataan, maupun pukulan ketubuh bocah malang itu.
Dalam hal pendidikan, YAP hanya bisa menempuh hingga jenjang kelas 5 SD. Padahal, di lingkungan sekolah YAP dikenal siswa yang aktif. Rajin dan periang. Meski dikenal aktif, YAP kerap membolos. Alasannya untuk membantu ayahnya berjualan roti.
Tekanan demi tekanan membuat YAP berontak. YAP akhirnya memilih kabur pada tahun 2016 silam. Hingga akhirnya diamankan petugas dari Dinsos Samarinda.
Dinsos menengahi masalah yang dialami YAP. Hingga akhirnya hak asuh terhadap YAP jatuh kepada ibunya.
“Dari rentetan tekanan orang tua yang telah bercerai, kemudian perlakuan sang ayah inilah yang diduga membuat YAP mengalami depresi berat. Dan kadang tingkah lakunya tidak terkontrol,” kata Ida.
Dari hasil pertemuan keluarga tersebut, disepakati jika hak asuh YAP jatuh ke tangan ibu kandungnya. Ibarat lolos dari mulut singa tapi masuk mulut buaya. Di tangan ibunya, YAP justru dinikahkan di usia muda. Saat masih berusia 14 tahun. Dari pernikahan itu, YAP dikarunia seorang putri yang kini berusia 1 tahun.
Nah, 3 Desember 2017 lalu, Dinsos Samarinda kembali memperoleh informasi penemuan anak perempuan terlantar di kawasan pelabuhan. Ternyata anak tersebut tidak lain adalah YAP yang sudah setahun tidak terdengar kabarnya lagi.
YAP ditemukan di depan sebuah masjid dengan kondisi kelapaparan. Kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda kemudian mengamankan YAP. Lalu diserahkan ke Dinsos. Untuk kedua kalinya, Dinsos melakukan penelusuran.
Kaburnya, YAP saat itu tidak betah tinggal bersama ayah tirinya. Sedangkan ibu kandungnya telah lama tinggal di Kutai Barat (Kubar). Nah, ayah tirinya ini juga tidak tahan mengasuh YAP. Prilakunya sulit dikendalikan.
Lalu bagaimana bisa YAP yang telah menikah dan tinggal di Samboja, Kukar, bahkan memiliki 1 anak itu bisa kembali bersama ibu kandung dan ayah tirinya di Samarinda? Ida kembali menerangkan, jika perilaku YAP selama mengasuh anak kandungnya sangat kasar. Hal inilah yang menyebabkan pihak mertua tidak menyukainya. Kondisi itu membuat YAP tak betah. Memilih meninggalkan anak dan suaminya ke Samarinda.
Akibat perpisahan itu, kehidupan YAP semakin tidak menentu. Kadang tidur di emperan toko hingga masjid. Kadang juga kembali ke rumah ayah kandungnya.
“Saat itu kami sempat menitipkan YAP di rumah aman. Namun lagi-lagi YAP kabur dari pengawasan. Baru terdengar kabar jika YAP ditemukan terdampar di Balikpapan pada Selasa (27/8) lalu,” ujar Ida.
Karena itu, Ida sempat ragu ketika iktu mendapatkan kabar dari postingan yang menyebar di pesan berantai WhatsAap (WA) bahwa YAP diperkosa 2 orang pria yang membawanya. “Istilah kami YAP ini bermain watak, keterangannya tidak ada yang pasti. Selalu berganti-ganti. Mungkin akibat beban pikiran yang terlalu berat. Prilakunya terbentuk seperti itu.” ungkap Ida.
Sementara itu, Ketua Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kota Samarinda, Yuliana menuturkan, bagaimanapun kondisi YAP saat ini pihaknya akan tetap melakukan pendampingan. Namun hal itu baru bisa dilakukan setelah YAP tiba di Samarinda. Saat ini, YAP masih dirawat di rumah sakit Balikpapan.
”Kita akan musyawarh dengan pihak keluarga. Bagaimana baiknya YAP ini. Harapan kita YAP tetap berkumpul bersama keluarga,” kata Yuliana.
TIGA KALI DIPERIKSA, 3 PENGAKUAN BERBEDA
Benarkah YAP diculik dan diperkosa? Masih dalam penyelidikan yang dilakukan Satrekrim Polresta Samarinda dan Polres Balikpapan.
YAP yang masih dirawat di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, rencananya akan menjalani serangkaian pemeriksaan. Tujuannya untuk memastikan kebenaran pengakuan remaja. Pemeriksaan yang dilakukan yakni visum luka serta kejiwaan.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, melalui Wakasat Reskrim, AKP Supriyadi menjelaskan, sejauh ini fokus perkara yang dialami YAP masih belum jelas.
“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan visum maupun kejiwaan korban (YAP, Red),” tutur Supriyadi.
Dijelaskan Supriyadi, pemeriksaan kejiwaan YAP penting. Karena ada tiga keterangan berbeda yang diucapkan YAP saat diperiksa Unit Perlindungan dan Perempuan Anak (PPA) Satreskrim Polres Balikpapan.
“Keterangannya selalu berubah. Pertama mengaku tangannya diikat. Namun tidak ada bekas memar akibat ikatan dikedua tangannya,” beber Supriyadi.
Keterangan berbeda kedua juga diucapkan YAP. Mengaku tidak diperkosa dan ke Balikpapan dari Samarinda adalah untuk mecari anaknya.
“Korban pergi seorang diri dengan menumpang bus,” jelas Supriyadi.
Karena perbedaan keterangan pertama dan kedua, YAP kembali menjalani pemeriksaan untuk ketiga kalinya. Hasil juga berbeda.
“Katanya kabur dari rumah. Karena tidak tahan sering dimarahi,” ujar Supriyadi.
Keterangan yang berbeda-beda itu akhirnya menjadi dasar polisi untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan YAP.
“Kami juga sudah memintai keterangan kedua orangtuanya yang sudah bercerai. Dari orangtuanya itu kami memperoleh keterangan jika korban memang menderita gangguan kejiwaan, tapi kami tetap harus melakukan pemeriksaan untuk lebih memastikannya,” tegas Supriyadi.
Prilaku tak wajar YAP itu rupanya sudah diketahui lama. Karena YAP sebelumnya juga pernah dibantu polisi saat tak sadarkan diri di kawasan Pelabuhan Samarinda.
“Dan yang menolongnya pada waktu itu adalah Polsek Kawasan Pelabuhan (KP),” ujar Supriyadi.

Foto dari wartawan Prokal
YAP sendiri nantinya akan dijemput Unit PPA Satreskrim Polresta Samarinda. Orangtuanya juga akan ikut menjemput setelah proses penyelidikan di Balikpapan selesai dilakukan.
“Nanti kami akan mengsinkronkan keterangan yang diperoleh di Samarinda dengan di Balikpapan,” pungkasnya.
@prokal