PAPUA, Jawara Post – Sejak awal 2019, harga cabaj rawit pertanian lokal di Kota Jayapura dijual mahal. Per kilogramnya mencapai Rp80 ribu. Lalu, apa yang membuat harga cabai rawit mahal hingga Februari 2019.
Salah satu pedagang komoditi pertanian di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Tarji, mengatakan kenaikan harga cabai rawit dirasakan secara bertahap. Harga pada Januari dijual Rp70 hingga Rp75 ribu per kilogram.
“Kenaikan harga cabai ini akibat tingginya curah hujan di Kota Jayapura, sehingga mempengaruhi hasil panen petani cabai di Arso dan Koya,” kata Tarji saat ditemui di lapaknya, Selasa, 12 Februari 2019.
Tarji menjelaskan, stok cabai rawit pertanian lokal tidak kosong dan juga tidak banyak. Kalaupun ada, para pedagang hanya menjual seadanya.
“Kadang saya jual hanya 10 kilogram. Kalau cabai lokal stoknya banyak saya bisa jual sampai satu karung sekali pengambilan. Untung saja ada cabai kiriman dari Kabupaten Manokwari dan Makassar, kalau tidak stok cabai kosong,” ungkapnya.
Pedagang komoditi pertanian lainnya, Andi, mengatakan jika mulai memasuki musim hujan maka berbagai rempah mulai dari cabai, bawang merah mulai mahal dan karena terjadi kelangkaan komoditas pertanian lokal.
“Cabai rawit lokal ada cuma susah barangnya. Kalau ada stoknya terbatas. Sekarang lagi musim hujan, bisa jadi salah satu penyebab stok cabai rawit lokal terjadi kelangkaan,” ujarnya.
Ramah papua