BANYUWANGI, Jawara Post – Jenazah Yeni Astutik (40), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di Taiwan akhirnya tiba di rumah duka di Dusun Kumis Kulon Rt 04 Rw 10, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (1/2/2019) Pukul 05.30 WIB.
Jenazah Yeni Astutik diterbangkan dari Bandara Taipe menggunakan Pesawat Cina Airlines. Selanjutnya, jenazah Yeni Astutik diangkut menggunakan mobil ambulans milik LP3 TKI (Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) dari Bandara Juanda Surabaya. Kedatangannya langsung disambut hujan tangis oleh keluarganya. Para tetangganya yang datang, juga banyak yang meneteskan air mata.
“Ibu,” isak tangis Regina Nurul Hikmah (22) anak semata wayang amarhumah yang ikut mengangkat petimati ibunya, menuju rumah duka.
“Ini anak pertama saya. Dua adiknya laki–laki. Ibunya meninggal setelah 15 hari mendengar kabar kematian anaknya,” papar Safari.
Menurut Maraitul Qibtiyah Ketua Buruh Migran Banyuwangi (Bumiwangi) yang sejak awal mengupayakan kepulangan jasad almarhumah menjelaskan, jika TKI berstatus ilegal ini meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik saat mandi di tempatnya bekerja, pada 12 Desember 2018.
“Almarhumah meninggal karena tersengat listrik saat mandi. Katanya menggunakan Shower. Tidak dirawat di rumah sakit karena langsung meninggal,” jelas Mariatul Qibtiyah usai mengantarkan mobil ambulan LP3 TKI, ke rumah duka.
Terkait perubahan status almarhumah menurut Mariatul Qibtiyah, sebenarnya awal pemberangkatannya legal. Namun setelah di negara tujuan, status korban berubah menjadi ilegal lantaran kabur dari majikannya.
“Almarhum Yeni Astutik menjadi TKI sejak Tahun 2012,” pungkas Ketua Bumiwangi yang juga anggota DPRD Banyuwangi Komisi IIdari Fraksi PKB, tersebut.
Usai di shalatkan, jasad Yeni Astutik dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) dusun setempat. Almarhumah, meninggalkan anak semata wayangnya dan suaminya, bernama Muhamad Holil.
Joko/donny