BONDOWOSO, Jawara Post – Pertemuan Presedium relawan Sabar (Kh. Salwa Arifin-Irwan Bachtiar Rahmat) di Cafe Orilla, Jalan A Yani, Bondowoso, Senin (8/10) malam merupakan pertemuan yang kedua kalinya. Hal ini dilakukan sebagai upaya menyikapi segala kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso.
Menurut Calon Legislatif PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Drs. Samsul Hadi, yang mengkomandani Presediun relawan Sabar 276 mengatakan bahwa relawan Sabar terdiri dari ratusan relawan se-kabupaten Bondowoso. Berdirinya organisasi tersebut, guna memantau kebijakan pemerintahan selama 5 tahun.
Presedium relawan Sabar 276 Bondowoso bertekad untuk menolak pejabat siapapun orangnya yang dari awal tidak membantu kemenangan Sabar, tapi berebut jabatan. Pihaknya berharap, semua kebijakan yang diambil oleh Bupati dan Wabup tidak mengecewakan relawan Sabar.
“Bupati sebagai kepala pemerintahan tentunya banyak yang berkepentingan. Dukungan kemarin itu ada yang berdasarkan kepentingan dan ada pula yang tidak mendukung juga punya kepentingan,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya Selasa (10/10).
Lanjutnya, sangat wajar ketika relawan Sabar meminta kepada orang yang tidak mendukung kemarin, tidak bersusah payah, berjerih payah dan mengeluarkan keringat supaya mengalah.
“Artinya, jangan berebut dan meminta jabatan serta harus tau diri. Memang kita sadar bahwa semua kebijakan itu ada pada Bupati dan Wabup. Tetapi kita hanya ingin mengawal kebijakan Sabar ini agar berjalan dengan mulus sesuai dengan visi dan misinya selama 5 tahun,” ungkapnya.
Pihaknya mencontohkan visi dan misi kenaikan guru ngaji yang sampai saat ini masih belum kelar dan belum ada kenaikan, yang perlu untuk didukung. Serta terkait dengan posisi jabatan, dari kanan dan kiri yang sekarang banyak permintaan.
“Saya bilang wajar ketika bupati dan wakilnya menunjuk pejabat yang bisa dipakai dan mana yang tidak bias dipakai. Maka sebaliknya, relawan juga punya penilaian yang dipilih itu pantas atau tidak,” jelasnya.
Lebih tegas Samsul Hadi, pastinya relawan tidak mau apabila ada pejabat yang memang sejak dulu tidak mau dengan Bupati Salwa Arifin, kemudian menduduki jabatan yang strategis. Tentunya sangat tidak mungkin pejabat tersebut bisa bekerjasama dengan bupati Salwa Arifin.
“Saya tidak mau kepada orang yang dari dulu tidak mendukung Sabar, tapi kemudian diangkat di tempat jabatan yang strategis. Pastinya, pejabat itu nanti tidak akan bisa bekerja sama dengan baik atas kebijakan Bupati,” imbuhnya.
Namun apabila Bupati masih bersikeras mengangkat seseorang pejabat yang sejak dulu tidak mendukungnya. Maka relawan Sabar akan mengadakan audensi dengan Bupati dan Wabup.
Dengan demikian, lanjut Samsul Hadi, pihaknya akan menyampaikan aspirasi dan pastinya bupati dan Wabup akan menjawabnya. Karena semua relawan menginginkan bupati dan wabup tidak mengecewakan relawannya.
“Saya sangat yakin kepada Bupati dan Wabup, karena keduanya adalah orang yang bijak. Saya juga menginginkan sebelum ada mutasi jabatan, maka relawan dilibatkan dalam bentuk forum audensi dengan bupati dan wabup,” harapnya.
Lebih jauh Samsul Hadi, menuturkan bahwa berdirinya presidium relawan Sabar 276 ini bukan atas inisiasi partai, atau Bupati dan Wakil Bupati. Kendati demikian, ini murni berangkat dari ratusan orang pejuang relawan Sabar sejak kontestasi Pilkada yang ingin mengawal kemenangan pasangan Sabar hingga akhirnya menjadi pemenang.
“Presidium relawan Sabar 276 didirikan bukan untuk kepentingan satu golongan atau kelompok, tapi untuk mengawal dan mengawasi kinerja Pemkab Bondowoso pada lima tahun kedepan,” pungkasnya.
WanRois
Biro Bondowoso