SITUBONDO, Jawara Post—Setelah dinas perpustakaan dan kearsipan yang berkunjung ke rumah Abdul Halek selaku praktisi sejarah Situbondo, sekarang giliran Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo yang berkunjung kerumahnya, guna menggali sejarah Situbondo, tertama dari sisi perjalanan fasilitas kesehatan.
Kedatangan Kadis Kesehatan, H. Abu Bakar Abdi dan sekertaris dinas kesehatan, Sumarno, kerumahnya, Rabu(24/10/2018) kemarin siang sekitar jam 12.30 WIB, tak lain adalah ingin menggali sejarah lama tentang Dinkes Situbondo.
Baca juga : RADAR BESUKI : M. Alwi sang pelopor Madrasah Pertama di Situbondo
Menurut Abu Bakar Abdi, kedatangannya kali ini ingin membuat suatu musium khusus Dinas Kesehatan. “Musium itu di dalam nantinya akan di isi dengan foto-foto lama tentang pembangunan rumah sakit pertama dan beberapa kegiatan-kegiatan tentang kesehatan di Situbondo, pada jaman dulu,” tuturnya.
Setelah melihat beberapa koleksi foto dan dokumen – dokumen Situbondo lama (masa lampau), Kadis kesehatan merasa kagum dan bangga kepada Abdul Halek, dimana koleksinya banyak memuat tentang sejarah kota Situbondo mulai tahun 1850 -1973.
Simak pula : RADAR SUMATERA : Misteri Sekeluarga Tewas Bersimbah Darah
Koleksi foto-foto tersebut tidak ada di dokumen kearsipan Situbondo, sehingga kedatangannya kerumah Abdul Halek merasa terbantu dengan adanya program yang akan buat.
“Ada beberapa foto yang unik, dimana memang banyak warga Situbondo yang masih belum banyak tau tentang sejarah kotanya, salah satunya adalah kedatangan RI-1 (presiden) Ir. Soekarno ke Situbondo, pembangunan rumah sakit lama, pengadilan sampai sekolah pertama di Situbondo dan masih banyak lagi yang lainnya,” sambung Abdul Halek.
Baca beritanya : RADAR SULAWESI : ASN Bergotong Royong Bersihkan Pantai Manado
Kata dia, foto-foto tersebut ia kumpulkan mulai sejak sekolah SMU, disamping hoby dia juga menuturkan kalau dirinya memang terpaggil untuk menyelamatkan dokumen -dokumen penting tentang sejarah kota Situbondo, kota kelahirannya.
“Memang tidak sedikit biaya yang saya keluarkan untuk menyelamatkan dokumen – dokumen tersebut, tapi apa boleh buat, disamping hoby dan rasa cinta akan sejarah yang ada, meski gak punya tetap saya lakukan,” tukasnya.
Lanjut pria agak pendiam ini, dari pada dokumen itu hilang percuma dan tidak ada yang menyelamatkan, lebih baik ia tekuni hoby dan kecintaannya pada sejarah. “Kalau bukn kita yang peduli, lantas siapa lagi. Dokumen itu sangat nerguna bagi peradaban Situbondo,” pungkasnya.
Klik link ini : RADAR BALI : Satpol PP Bertindak Tegas Hentikan Galian di Kutuh
Pantauan awak media cetak dan online Jawara Post ini, berkas dan dokumen-dokumen tersebut tersimpan rapi dirumah warga bernama Abdul Halek, termasuk foto-foto lama Situbondo. Foto ini milik bersama warga Situbondo, dan merupakan aset yang tidak tetnilai.
“Untuk itu, pintu saya selalu terbuka lebar bagi siapa saja mau melihat dan mau peduli akan Situbondo. Selain beberapa dinas ada juga praktisi sejarah lain yang berkunjung melihat foto dan dokumen lama Situbondo termasuk bapak H. Rahmat, mantan wagub Disitubondo yang memang beliau juga cinta sejarah, tutupnya.
Situbondo yang dulunya dikenal dunia akan sejarah Kota Residen Besuki dan pelabuhan Panarukannya, memang banyak sekali menyimpan sejarah dan cerita yang membanggakan. Akan tetapi karena kurangnya niat mengexplor sejarahnya, sehingga sekarang cerita Situbondo bnyak yang tidak tau dan cenderung tenggelam.
Gempar….klik : RADAR BALI : Warga Sidemen Gempar, Pohon Pulai Keluarkan Air
Padahal, menurut Abdul Halek sejarah Situbondo itu masih bisa kita gali karena masih adanya dokumen-dokumen sejarah lama Situbondo yang tersimpan di masyarakat, malah menurut dia benda-benda peninggalannya juga masih ada.
Situbondo dan Besuki dulunya adalah kota besar dimana Besuki waktu itu sebagai pusat pemerintahan empat kabupaten. Selain itu komoditi Situbondo dari pertanian, perkebunan dan perindustrian banyak dikenal masyarakat dunia, bahkan ratu Belanda saja diwaktu itu untuk konsumsi gula dan kopi hanya mau mengkonsumsi produk Situbondo, gula produk Panji dan kopi dari Kayu Mas.
Selain itu hasil perkebunan tembakau Situbondo juga menjadi icon perusahaan-perusahaan besar Eropa lainnya, karena memang produk Situbondo terbukti memiliki banyak keunggulan dibanding produk daerah lain. “Sampai-sampai ratu belanda di tahun1920an pernah berkunjung dan melakukan pesta ulang tahun dan mengundang raja-raja Eropa lainnya datang ke Besuki,” ungkap Abdul Halik.
Maka dari itu sangatlah miris bila sekarang Situbondo cenderung mundur dan tenggelam, justru yang dulunya pusat pemerintahan dari empat kabupaten yang di pimpinnya sekarang justru ketinggalan dibanding dengan kota-kota yang dulunya dibawah pemerintahannya.
Simak tayangan ini : RADAR MALUKU : Karnaval budaya awali pelaksanaan FPMK III
“Mangkanya, selaku praktisi sejarah Situbondo, dengan kita mengangkat dan mengenalkan sejarah kepada generasi muda, siapa tau kita dengan mengenal dan belajar sejarah, nantinya bisa meniru apa yang dulunya bisa membuat kota Situbondo itu maju,” jelas crew Jawara Post ini.
Dengan kedatangan Kadis kesehatan kerumahnya, Abdul Halek sangat senang atas tanggapan kepala dinas Abu Bakar Abdi yang mau melestarikan sejarah Situbondo, terutama tentang kegiatan-kegiatan pemerintahan Situbondo lama, dibidang kesehatan.
Dia menyambut baik akan adanya proyek pengangkatan sejarah oleh Dinas Kesehatan. Malah dia menuturkan, ini awal yang baik untuk Situbondo. “Semoga niat dari Dinas Kesehatan ini bisa ditiru oleh instansi – instansi terkait lainnya di Situbondo. Sapa tau dengan mengangkat sejarah di setiap-tiap instansi pemerintahan, bisa belajar dan bisa lebih cinta Situbondo yang nantinya bisa banyak mencetak generasi yang lebih bermutu dan bisa membangun kota tercinta ini,” tutupnya.
Biro Situbondo