Liputan khusus Bronto Seno di wisata Baluran Situbondo
SITUBONDO, Jawara Post – Hunting fotografi di puncak kemarau pada bulan Oktober 2018 adalah sebuah momen yang paling indah. Hutan tropis di Taman Nasional Baluran bagai Padang Africa kering dan exotis. Rerumputan yang kecoklatan dan senja sore di Savana Bekol membawa kesan luar biasa bagi wisatawan yang menyukai jenis wisata alam dengan minat khusus.
Simak : RADAR SUMATERA : KEJATI DIMINTA SEGERA EVALUASI PROYEK BPBD
Taman Nasional Baluran yang memiliki luas 25.000 ha dan zona pemanfaatan 1.800 ha dengan animo pengunjung 90.000 setiap tahunnya memang unik dan menarik untuk dikunjungi.
Wartawan Jawara Post bersama fotografer satwa liar Eko Kintoko Kusumo, dan wakil ketua DPD ASITA Jatim Agus Rejeki, sengaja ingin mengabadikan pesona fotografi malam hari, yakni salah satu genre dalam fotografi yang sering disebut Milkyway.
Genre Milkyway untuk mengabadikan Galaxy Bima Sakti di Savana Bekol, tentu dengan lensa Wide dan Tripod agar ketajaman gambar gugusan bintang semakin terekam tajam, dengan speed rendah dan Iso tinggi, yang didukung langit cerah.
Sambil menunggu malam sambil menikmati senja bersama secangkir kopi dan gorengan di Bekol di puncak kemarau Savana Bekol menyajikan momen langka musim rusa dan merak kawin, rusa jantan bertarung, dan merak jantan mekar melakukan ritual rayuan kepada merak betina.
Baca : RADAR BESUKI : AKBP Awan Hariono, Prihal Tambang Kita Sikapi Secara Seksama
Malam tiba, kami dapat beberapa frame Milkyway. Lumayan bagus untuk sekedar koleksi. Setelah berkemas untuk persiapan pulang, ternyata di sepanjang perjalanan, alam Baluran menyuguhkan kekayaan fauna yg luar biasa.
Beberapa foto satwa liar berhasil di abadikan, antara lain anjing hutan, kucing hutan, kerbau liar, kancil, banteng dan sang idola Macan Tutul Jawa (Phantera Pardus melas).
Sang idola adalah hewan mamalia besar yang paling diimpikan oleh setiap fotografer yang datang ke Taman Nasional Baluran untuk di abadikan. Dan ternyata, Macan Tutul dapat saya foto malam itu. Tiada kata paling indah selain mengucap syukur. Kesempatan selama 5 menit memandang Si Raja Hutan berpose.
Semoga habitat dan ekosistem di Baluran tetap terjaga dan lestari.
Bront’S
Biro Situbondo