PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

RADAR BESUKI : Dinilai Arogansi, Pengelola SMPN 3 Besuki Dikeluhkan Warga

SITUBONDO, Jawara Post—Guna menambah fasilitas dalam lembaga pendidikan yang dikelolanya, pihak SMPN 3 Besuki hendak membangun sebuah konsep yang menunjang penampilan gedung sekolah bagian depan. Namun sayang, tujuan ini tidak didukung dengam koordinasi dan komunikasi dengan baik pada warga masyrakat sekitar, sehingga ada sejumlah pihak yang ngaplo, Jum’at (21/12/2018).

Misalnya, H. Ali khafi, salah seorang yang menggunakan lahan pemerintah dan sudah lama menempatinya. Pihaknya kecewa dan merasa adanya ketidak adilan dari pihak pemerintah terutama bagian perijinan yang serta merta mendesak agar para penyewa lahan eks karesidenan Besuki, segera angkat kaki.

“Kami sudah lama menempati lokasi itu. Bahkan, sudah banyak yang saya bayar untuk sewa, itupun jelas kontribusinya ke Pemda. Selama itu pula, kami hidup rukun damai, dan tidak ada komplin dari siapapun. Sekarang malah kok se-enaknya pihak sekolah ngusir – ngusir,” ketusnya.

Tidak hanya dia, dua lainnya juga mengaku sama dengan pedagang kopi didepan SMABes ini. Mereka mengeluhkan adanya gedung sekolah yang sepertinya mengejar efesiensi lokasi, tidak memperdulikan status sosial disekitarnya. Pasalnya, lahan eks karesidenan ini telah menjadi lokasi secuil hunian dalam menyambug hidup bagi para penyewa pinggiran lahan.

Sekedar diketahui, lahan milik pemda eks karesidenan ini sebagian kecil disewa masyarakat untuk didirikan tempat tinggal. Entah kenapa, lembaganpendidikan malah memburu lokasi ini dengan mengeksplor konsep bangunan yang notabeni membutuhkan lahan luas. Akibatnya, penyewa lama mau dikeluarkan dan itupun tanpa kordinaai sehingga dinilai arogan.

“Selama ini tidak ada pertemuan untuk rembuk atau apapun namanya. Pantas saja kalau para penyewa merasa diusir dan tidak mendapat keadilan hukum. Sejatinya, lembaga pendidikan sedari semula telah mengukur perluasan memungkinkan atau tidak, sehingga tidak berakibat chaos nantinya, karena ini urusan sosialm potensi rawan kisruh akan mudah terjadi,” ungkap tomas Besuki.

Kondisi diatas juga menarik perhatian sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang ada di Besuki. Betapa tidak, sejumlah LSM mulai melirik tentang regulasi pembebasan lahan untuk dibangun lembaga pendidika formal. Selain diduga kuat terindikasi KKN, proses pembanguna sekolah dengan sebagian menghilabgkan cagar budaya juga dinilai sarat masalah.

Sementara, terkait keluhan masyrakat ini, pihak sekolah belum berhasil dikonfirmasi oleh Radar Besuki (Jawara Pos Grup). Cuma saja, masyarakat setempat resah dengan adanya surat pemberitahuan yang terkesan dipaksajan dan tanpa adanya kesempatan untuk rembuk bersama.

Udin st1



Menyingkap Tabir Menguak Fakta