SITUBONDO, Jawara Post—Peristiwa ambruknya proyek pasar tradisional Desa Wringinanom, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, Jawa Timur, sontak menarik perhatian Muspika setempat, Senin (29/10/2018), sekitar pukul 15.30 WIB. Jajaran pemerintah kecamatan ini mendatangi lokasi dan mengecek fisik pasar yang sedang dikerjakan.
Simak juga : RADAR BESUKI : Proyek Milyaran, Pasar Desa Wringinanom Ambruk
Proyek revitalisasi pasar tradisional dengan anggaran Rp. 856.145.341.95 dengan leading sektor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro melalui surat perintah mulai kerja No. 027/712/ 431.217.1/ 2018. SPMK ini diterima oleh CV Artha Griya dengan masa pekerjaan selama 120 hari atau 3 bulan. Saat ini mulai masuk tahap pemasangan kanopi dan mendadak kanopi yang terpasang, ambruk.
Peristiwa itu mulai dievaluasi sejumlah kalangan. Guna antisipasi munculnya korban masyarakat, muspika turun kelokasi, masing – masing Camat Jatibanteng dan Kepolisian sektor Jatibanteng. Dari pengakuan pekerja, ambruknya kanopi karena pekerja yang hendak menutupi lubang bekas bor dengan cor semen, tidak sengaja menginjak kanopi.
Baca : RADAR BESUKI : Realisasi Anggaran Ratusan Milyard di Situbondo, Mulai ‘Tercium’
“Dari keterangan pekerja, ambruknya kanopi lantaran seorang pekerja salah menginjakkan kakinya. Entah apa penyebab sesungguhnya, begitu salah injak, kanopi yang terpasang langsung ambruk. Ketika kami dilokasi, para pekerja sedang memperbaiki konstruksi agar lebih baik,” kata salah seorang Polisi usai dari lokasi.
Hal ini membuat LSM Siti Jenar semakin yakin bahwa garapan proyek yang hendak digunakan oleh masyarakat Wringinanom ini, tidak matang perencanaannya. Faktor keselamatan pekerja dikesampingkan, demi memburu deadline dan keuntungan yang telah dibayangkan. “Ini lucu mas, mulai muncul argumen pembenaran,” kata Eko, sambil senyum senyum.
Menurut ketum LSM Siti Jenar ini, pihaknya tetap akan mengevaluasi semuanya, guna jaminan keselamatan pedagang pasar nantinya. “Itu hak mereka beralasan ataupun menanggapinya. Namun, terkait dugaan ketidak beresan baik sebelum di dok anggaran, proses lelang tender, hingga pekerjaannya. Kami ingin pengembangan ekonomi yang benar,” tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa ambruknya kanopi pasar rakyat Desa Wringinanom, sempat hebohkan warga. Selain mereka terkejut lantaran takut ada pekerja yang tertimpa (ada korban), para pedagang yang hendak menempatinya nanti, dilanda kecemasan. Mereka khawatir nyawanya terancam akan kwalitas proyek yang diduga asal – asalan.
Akan hal itu, Eko Febrianto juga menanggapi bahwa telah terjadi sesuatu yang fatal, baik dalam perencanaan maupun proses pekerjaan. Pasalnya, dugaan akan SKA dan SKT yang terkesan fiktif, membuktikan bahwa pelaksanaan proyek tanpa adanya tim ahli.
Gus/din
Biro Situbondo