Pasien yang berada dalam IGD langsung dievakuasi ke ruang tunggu dalam situasi kebingungan. Beberapa di antaranya dibawa keluar ruangan menggunakan kursi roda dan tempat tidur. Keluarga pasien yang mengantar pun berlari masuk keluar IGD. Bahkan ada keluarga pasien yang membantu memegang infus sembari menunggu situasi aman di luar ruangan.
Pantauan Malang Post, puluhan perawat dan dokter di luar ruangan menenangkan pasien sembari menunggu instruksi selanjutnya. Sambil menunggu penanganan oleh petugas PMK Kota Malang, mereka bergerombol sambil terduduk dengan tatapan kosong.
Kejadian tersebut berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit setelah petugas pemadam kebakaran (PMK) meninggalkan lokasi kejadian. Setelah dipastikan aman, pasien kembali dibawa masuk ke dalam IGD.
Ketegangan di RSSA itu berawal dari kepulan asap tebal yang berada di panel listrik RSSA yang menghadap Jalan Pattimura. Kepulan asap berasal dari salah satu panel listrik yang diduga mengalami korsleting .
Berdasarkan informasi yang diperoleh Malang Post, mulanya Anwar Hamid, seorang pegawai RSSA menuju ruang genset untuk melihat kondisi listrik. Sebab tegangan listrik tiba-tiba turun. Saat membuka pintu, terdengar beberapa letupan yang menimbulkan percikan api di sekitar lokasi kejadian.
Ia langsung berusaha memadamkan menggunakan hydrant. Tak lama kemudian, pihak rumah sakit menghubungi PMK. Kepala UPT PMK Kota Malang, Suhatim mengungkapkan, pihaknya menerima laporan dari pihak RSSA sekitar pukul 13.10 WIB. Mendapati laporan tersebut, pihaknya langsung mengerahkan tujuh mobil PMK. “Selama 25 menit, kami melakukan pemadaman dan pendinginan,” terangnya.
Suhatim menerangkan kebakaran diduga terjadi karena hubungan pendek arus listrik yang terjadi pada salah satu panel listrik. Sehingga, menyebabkan listrik padam di titik tertentu.
“Ada tiga panel listrik yang terbakar yang ada di tengah. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi pihak rumah sakit,” katanya.
Pasca kebakaran, Direktur Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Restu Kurnia Tjahjani langsung angkat bicara. Meski listrik padam, ia memastikan semua pasien ditangani dengan baik. “Semua alat dalam kondisi back up dengan baterai. Bisa awet selama lima hingga enam jam.
Redaksi