BANYUWANGI, Jawara Post – Warga kembali melakukan penghadangan terhadap tim peneliti dari universitas Tri Sakti Jakarta yang berkolaborasi dengan PT BSI selaku perusahaan pengelola tambang emas Gunung tumpang pitu di di dusun pancer desa sumberagung kecamatan pesanggaran kabupaten banyuwangi jawa timur. Jumat (10/01/2020).
Dari pantauan media jawarapost di lapangan selama melakukan aksi sempat terjadi ketegangan antara dua kelompok warga yang pro tambang dengan warga yang kontra tambang.
PT BSI saat dikonfirmasi awak media bagaimana tanggapan perusahaan terkait aksi penghadangan warga tersebut melalui humasnya yang bernama Mufizar Mahmud mengirimkan respon resmi yang dikirim melalui pesan WhatsAppnya.
Terkait dengan penghadangan warga terhadap penelitian Geolistrik di daerah Lompongan dan Genderuwo, dusun Pancer, Desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran, perusahaan terus berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat menghadang bahwa kegiatan merupakan kegiatan awal untuk menginventarisasi potensi yang ada sebagai salah satu kewajiban BSI dibawah IUP yang diberikan pemerintah.
Terkait kejadian tersebut, kami menegaskan bahwa:
1. Kegiatan penelitian geolistrik adalah kegiatan penelitian yang lazim dilakukan dalam industri pertambangan oleh perusahaan yang telah memiliki izin dan dalam kegiatannya PT BSI bekerjasama dengan Universitas Tri Sakti, yang juga selain untuk kepentingan perusahaan yang harus dilaporkan ke pemerintah, juga dharma bakti perguruan tinggi dalam melakukan penelitian dan menjadi bahan pembelajaran di dunia akademis perguruan tinggi.
2. PT Bumi Suksesindo (BSI) adalah pemilik izin (IUP) di wilayah Salakan dan sekitarnya. Perusahaan ingin melakukan penelitian potensi mineral di wilayah tersebut dengan teknologi Geolistrik.
3. Sebagai pemegang izin, perusahaan berharap dapat bekerja dengan aman tanpa gangguan.
4. Perusahaan melibatkan 70 tenaga pekerja lokal dalam penelitian ini guna memberdayakan, mendapat pembelajaran, dan upaya transparansi kepada masyarakat lokal dusun Pancer selama penelitian berlangsung.
Seperti yang disampaikan Srinatun (56th) warga dusun Pancer Kepada awak media dilokasi penghadangan menyatakan jika warga sudah bertekad bulat untuk mempertahankan gunung Salakan dengan menghadang pihak PT BSI maupun tim peneliti dari universitas Jakarta untuk masuk dan beraktivitas disana.
“Warga Sumberagung khususnya dusun Pancer banyak yang menggantungkan hidupnya untuk mencari nafkah digunung Salaan, mereka bercocok tanam dengan berkebun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, saya sendiri juga anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) diwilayah sini”
“Kami hanya orang desa yang hidup dipinggiran hutan, kami tidak paham dengan apa yang disampaikan perusahaan, yang kami tahu silahkan habiskan gunung Tumpang Pitu tapi jangan sentuh Gunung Salakan, jika nekad kami siap pertahankan sampai titik darah penghabisan”
Warga masih terus berkumpul dibeberapa titik diwilayah dusun Pancer, namun konsentrasi massa terlihat lebih banyak berkumpul dilokasi bekas tambak yang juga merupakan salahsatu akses masuk ke gunung Salakan.
Dhonny/JP