SITUBONDO, Jawara Post—Harapan pemerintah pusat adalah rakyat sejahtera. Beragam nama proyek dengan anggaran milyaran rupiah digelonror guna mewujudkan itu, misal pembangunan sumur bor yang diharap bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Namun sayang, alokasi anggaran senilai 1.042. 141. 000 dengan fisik Sumur Bor, tidak sesuai harapan masyarakat. Pasalnya, proyek yang dikerjakan CV Mitraco itu, tak ubahnya bangunan muspro.
“Betapa tidak, sudah jelas didepan mata, tidak sesuai spec harapan masyarakat, masih saja direkom alias terjadi serah terima.. Tak ayal, fisik proyek sumur bor d Desa Semambung, Kecamatan Situbondo kurang bermanfaat,” kata Moh. Setiawan, Ketum LSM Jawara.
Pantauan dilapangan, proyek sumur bor dikawasan Dusun Gebang Desa Semambung, Kecamatan Jatibanteng, mulai ngadat (semi muspro). Daya yang bersumber dari tenaga surya hanya bisa nyala sesaat saja, lalu mati. Sehingga air yang dihasilkan sangat jauh dari harapan.
“Sumur Bor ini kami anggap salah titik mas. Soalnya, ketika survei titiknya bukan disitu. Entah ada kaitan politik atau apa, moro moro titiknya pindah dan langsung dibangun,” kata warga yang dipanggil wak kaji, pada Media Jawara Post.
Padahal, lanjut dia, titik yang sesuai survie dan lolos evaluasi, telah diprediksi akan mampu mencover kebutuhan air bagi warga Gebang dan sekitarnya.
“Malah, saking berharapnya kami warga disini, tim survei dan petugas petugas yang datang, kami sambut bagai tamu agung, serta kami jamu sebaik mungkin,” urainya.
Kata warga lainnya, seharusnya sumur bor yang tak laik beroperasi, kepala desa menolak saat penyerahan. Begitu pula PUPR Bidang Cipta Karya Kabupaten Situbondo.
Sehingga, kontraktor tetap bertangung jawab akan pekerjaannya, serta proyek sumur bor akan tepat guna. “Infonya, rekanan yang terima tender adalah warga luar kabupaten.
“Kami bersama ratusan warga akan pertanyakan pada pihak PUPR bidang Cipta Karya untuk segera mengevaluasi kondisi sumur bor tersebut. Termasuk akan kami tanya siapa rekanan yang kabarnya dari luar kabupaten dan pekerjaannya dikeluhkan warga ini,” timpal Kusnadi, anggota LSM Jawara.
Sejatinya, sebelum penyerahan dilakukan uji coba termasuk steep down tes Baperiot test recovery test sesuai speek teknis, lalu penyelesaian Sumur, serta sampling – sampling air guna bahan pelaporan. Sehingga anggaran 1 milyard lebih tersebut tidak sia sia.
“Kami akan evaluasi dan invesyigasi ke lapangan secara menyeluruh. Jika ditemukan adanya dugaan nepotisme dan penyimpangan anggaran, maka kami akan laporan resmi,” tegas Moh. Setiawan.
Tim Red