SEBANYAK 200.000 penerangan jalan umum dengan menggunakan tenaga surya atau PJUTS, akan dipasang secara gratis mulai awal Maret ini.Penggagas sekaligus pelaksana Program Desa Terang Menuju Indonesia Terang ini adalah PT Diaz Biro Persada, sebuah perusahaan bidang kontruksi yang berpusat di Jakarta.
Farial Yuda Direktur Utama PT Diaz Biro Persada menjelaskan, pemasangan penerangan tenaga surya sebanyak 200.000 ini akan dilakukan tersebar di seluruh Indonesia.”Dalam beberapa hari ini kami rampungkan verifikasi dan Insyaallah awal Maret, kita mulai pemasangannya.
Ada 104 kabupaten dan 3 kota di 18 provinsi. Tapi untuk tahap awal ini kita fokuskan di kabupatennya dulu,”ungkap Farial saat jumpa pers di Bogor, Jumat (26/2).
Dia mengatakan, di tahap awal akan dipasang dulu sebanyak 60 ribu lampu terlebih dahulu menyesuaikan ketersediaan lampunya. Untuk diketahui untuk memenuhi lampu-lampu tenaga surya ini, pihak penyelenggara masih mengandalkan impor.
“Kalau tiangnya sudah tersedia, karena pengadaannya dari lokal dari home industri. Tapi untuk lampunya di tahap awal kita pasang dulu 60.000 karena kita harus impor,”terangnya.
Program tersebut, lanjutnya, akan dilaksanakan secara merata, namun disesuaikan dengan skala prioritas.
Pemasangan hanya dilakukan di daerah pedesan seperti jalan desa, fasilitas umum desa seperti mushola dan pemakaman umum. Kemudian daerah yang dianggap rawan kecelakaan dan kejahatan, pondok pesantren, tempat-tempat wisata yang ada di pelosok.
“Jadi, kita ambil dari pelosok terdalam, terluar, perbatasan sampai menuju perkotaan. Dan kemungkinan besar untuk kota madya kita tunda dulu, karena kebutuhan untuk kabupaten sangat besar,”katanya.
Secara teknisnya, pengerjaan pemasangan akan dilakukan oleh para kontraktor yang dibantu masyarakat. Dan untuk menjaga standar teknisnya, pihaknya saat ini masih melakukan verifikasi teknis dari para kontraktor.
Sampai saat ini sudah terseleksi 38 kontraktor. Dimana dalam pengerjaannya masing-masing kontraktor mendapatkan bantuan uang muka sebesar 30 persen setelah mengeluarkan jaminan uang muka.
“Mengenai biaya program, kami tidak mengutip sedikitpun dari desa atau masyarakat. Program ini sepenuhnya dibiayai oleh bantuan hibah murni PT Diaz Biro Persada,”pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Jasman Syah, Manajer Operasional PT Diaz Biro Persada mengatakan, untuk pemasangan tahap awal 60.000 lampu itu menelan biaya sebesar Rp1,2 triliun. Dan estimasi anggaran untuk 200.000 titik atau PJUTS sebesar Rp 4 triliun.
“Terkait 200.000 itu target kita capai dalam satu tahun. Tahun anggaran kita itu tahun 2021 sampai dengan 2022,”katanya.
Kemudian untuk pelaksanaannya sendiri akan dilakukan tiga tahapan. Setiap tahap itu masa waktunya 4 (empat) bulan.Jadi lanjutnya, untuk tahap pertama itu akan dilaksanakan sebanyak 30 persen atau sama dengan 60.000 lampu atau titik.
Kemudian tahap kedua akan dilakukan lagi 30 persen atau sebanyak 60.000 dan tahap ketiga akan melaksanakan pemasangan sebanyak 40 persen atau sebanyak 80.000 lampu atau titik. Jadi total keseluruhan 200.000 selama satu tahun.
Sementara itu, beberapa perwakilan pelaksana dari daerah menyatakan harapannya agar pelaksanaan pemasangan PJUTS gratis tersebut segera terealisasi.Seperti yang diungkapkan Samsul Bahri main contractor perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia menyebutkan di NTB itu ada 1.163 desa, 8 kabupaten dan 2 kota.
Namun untuk program itu yang diutamakan adalah 8 kabipaten dahulu karena lokasinya terpencil.”Jadi menurut informasi yang kami ambil semua data rekomendasi verifikasi dari desa itu, rata- rata kebutuhannya di atas 400 titik di 1 desa.
Tapi karena kuota cuma 60.000, kita NTB kebagian 3.000. Dari 3.000 ini kami di sana mensiasati semua desa akan tetap kena tapi hanya target utamanya di tiga kabupaten dulu yakni Sumbawa Barat, Lombok Tengah dan Lombok Barat,”paparnya.
Masih menurut Samsul, karena di tahun 2021 ini akan ada Motor GP di NTB, pihak pemerintah propinsi pun meminta agar pemasangan PJUTS untuk segera direalisasikan.
“Pak gubernur minta ke kami untuk skala prioritas di daerah wisata. Terutama yang diinginkan pak menteri, pak Sandiaga Uno waktu kemarin berkunjung. Karena kelistrikan di sana itu tidak menjangkau ke tempat- tempat wisata yang ada di daearah untuk perhelatan GP tersebut. Makanya kami datang ke sini untuk segera, kita jemput untuk bawa program ini untuk segera dimulai,”pungkasnya.
Hal senada diungkapkan main contractor perwakilan dari Kalimantan Barat Jhonendry, Lukam main contractor perwakilan dari Jawa Barat, Zahrul Arif perwakilan Riau, dan beberapa kepala desa dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut Jhonendry, sesuai rekomendasi kebutuhannya per desa di atas 200-300 titik. Bahkan ada yang sampai 800 titik. Tergantung luas wilayahnya.
Untuk diketahui di Kalimantan Barat itu ada 14 kabupaten.”Desa kami di sana kebetulan ada desa transmigrasi, desa yang tertinggal. Memang gelap sekali tidak ada listrik. Untuk itu kita minta bantuan diprogram ini agar secepatnya terealisasi.
Di Kayung Utara di Selat Karimata yang kemarin diresmikan bapak presiden itu desanya banyak yang tertinggal juga. Semoga prospek ke depannya bagus, sehingga kabupaten lain bisa menyusul dan terserap ke seluruh wilayah daerah terpencil,” tutupnya.
Redaksi