Kejadian itu berdampak pada kebakaran menara di Kantor Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) dan Kantor AirNav di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Namun, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
“KKB juga membakar ruang tunggu bandara, perumahan perhubungan udara, dan satu rumah warga,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, dikutip dari Antara, Jumat (4/6).
Kontak senjata sempat berlangsung sekitar satu jam. Kejadian itu mengakibatkan bandara ditutup sementara.
Penembakan warga sipil kembali terjadi, Kamis (3/6), di Ilaga. Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Iqbal Alqudusy, menyebut satu keluarga tewas.
Korban berjumlah lima orang. Mereka adalah keluarga Kepala Desa Nipurlema, Petianus Kogoya.
“Korban masih berada di Eromaga dan belum bisa dievakuasi,” kata Iqbal kepada wartawan, Jumat (4/6).
Peristiwa itu membuat masyarakat yang tinggal di 10 kampung wilayah Eromaga mengungsi ke arah Kunga. Sementara itu, aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.
OPM mengklaim menembak mati ajudan Bupati Puncak, Willem Wandik. OPM menyatakan serangan itu sebagai pertanda mereka masih beroperasi di wilayah tersebut.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan pihaknya juga bertanggung jawab atas penyerangan dan pembakaran bandara. Dia menyebut OPM tak mundur satu langkah pun meski telah dikepung TNI-Polri.
“Kami sangat mengetahui bahwa ajudan Bupati Wilem Wandik adalah anggota militer atau polisi Indonesia, maka kami tembak dan TPNPB bertanggung jawab atas penembakan ini, dan juga bakar bandara di Ilaga,” tutur Sebby dalam keterangan tertulis, Jumat (4/6).
TimRed