Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih trend-nya “sex education” sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja
JAWARA POST
Banyak orangtua menyepelekan pentingnya pendidikan seks bagi praremaja yang berusia 9-10 tahun. Anak usia praremaja sudah harus belajar tentang seksualitas, hubungan dengan lawan jenis, serta segala hal yang menyangkut sistem reproduksi pria dan wanita. Jangan sampai anak sudah telanjur mendengar informasi yang salah seputar seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya, seperti teman-temannya. Anak juga harus tahu bahwa orangtuanya bisa diajak bicara dan berdiskusi seputar seks, hubungan dengan lawan jenis, serta masalah kesehatan. Jangan tunggu sampai anak menjadi remaja baru memberi pendidikan seks.
Untuk anak laki-laki di usia praremaja, sebuah penelitian di Inggris menunjukkan bahwa mereka kerap merasa cemas soal perubahan fisik terkait pubertas. Namun, di luar itu Anda juga sebaiknya membahas hal-hal berikut ini.
- Apa itu pubertas dan perubahan fisik apa saja yang akan terjadi, misalnya perubahan suara, tinggi badan bertambah, muncul jerawat, tubuh jadi lebih mudah berkeringat, muncul bulu di berbagai area tubuh seperti ketiak, wajah, kaki, dan alat kelamin
- Panduan merawat diri pada masa pubertas, termasuk cara mencukur, mencegah bau badan, dan mencuci muka
- Apa itu ereksi, ejakulasi, mimpi basah, dan masturbasi
- Apa itu hubungan seks dan aktivitas seksual lainnya seperti ciuman dan pelukan, termasuk bagaimana kehamilan bisa terjadi
- Bagaimana cara menjalin hubungan dengan lawan jenis, termasuk cara memperlakukan teman perempuan, apa itu pacaran, dan batasan-batasan yang harus dipatuhi anak.
Anak perempuan usia 9-10 tahun juga banyak mengkhawatirkan berbagai perubahan fisik yang akan terjadi ketika puber. Jangan lupa untuk membahas hal-hal berikut bersama anak perempuan Anda.
- Apa itu pubertas dan perubahan fisik apa saja yang akan terjadi seperti tumbuhnya payudara, menstruasi, muncul flek, muncul jerawat, muncul bulu pada bagian tubuh seperti ketiak dan vagina
- Panduan merawat diri pada masa pubertas, termasuk cara memakai bra/ miniset, memakai pembalut ketika haid, mencuci muka, mencegah bau badan, menjaga pola makan seimbang, dan menjaga kesehatan vagina
- Apa itu seks, ciuman, masturbasi, dan bagaimana kehamilan bisa terjadi
- Bagaimana cara menjalin hubungan dengan lawan jenis, termasuk cara memperlakukan teman laki-laki, menjaga diri dari bahaya pelecehan seksual, apa itu pacaran, dan batasan-batasan yang harus dipatuhi anak.
Tips memberikan pendidikan seks bagi praremaja
Ketika mendengar soal pendidikan seks bagi praremaja, hal pertama yang mungkin terlintas di benak Anda adalah rasa canggung. Sebagai orangtua, pahamilah bahwa perkembangan diri, kesehatan, dan pertumbuhan anak jauh lebih penting dari rasa canggung yang muncul. Untuk membantu Anda memberikan pendidikan seks bagi praremaja, simak tips-tips pintar berikut ini.
- Membelikan buku soal pubertas, menstruasi, dan seksualitas khusus untuk anak seusianya. Saat ini sudah banyak tersedia di toko buku berbagai literatur bergambar seputar pendidikan seks yang bisa dipahami anak dengan mudah. Letakkan buku-buku tersebut di kamar anak. Lalu katakan, “Ayah/ Ibu punya buku bagus yang penting untuk kamu baca. Tolong dibaca baik-baik, nanti kalau ada pertanyaan langsung tanya pada Ayah/ Ibu, ya.”
- Bangun suasana yang nyaman untuk berdiskusi, misalnya ketika suasana hati anak sedang baik. Agar tidak terlalu canggung, mulailah dengan pengantar seperti, “Di sekolah Kakak sudah diajari apa saja? Sudah belajar soal reproduksi belum?” Dari situ, biarkan pembicaraan mengalir dengan alami. Untuk memancing perhatian anak, coba katakan, “Dulu waktu Ayah/ Ibu seusiamu, kami penasaran apa itu mimpi basah dan masturbasi. Kalau kamu bagaimana?”
- Jangan berbelit-belit. Kalau Anda bicara berputar-putar, anak akan kehilangan minat dan salah tangkap. Atau ia akan merasa bahwa membicarakan seks itu tabu dan tak pantas. Saat menjelaskan apa itu seks, Anda bisa bilang, “Seks terjadi ketika dua orang dewasa sudah siap (atau sudah menikah) dan saling mencintai. Penis laki-laki akan masuk ke dalam vagina wanita. Kemudian penis akan mengeluarkan cairan yaitu sperma. Sperma akan bertemu dengan sel telur wanita dalam rahim. Kalau ini terjadi, wanita akan hamil.”
- Memberikan pendidikan seks secara berkala dan bertahap. Tak perlu menjejali anak dengan berbagai hal dalam sekali diskusi. Usahakan untuk membicarakan satu topik tertentu dalam setiap kesempatan. Dengan begitu, anak jadi punya kesempatan untuk menyerap dan mengingat informasi yang didapat.
- Jangan berlebihan. Apabila suatu hari anak bertanya soal seks dan Anda terkejut, jangan tunjukkan rasa kaget atau amarah Anda pada anak. Anak akan merasa terancam dan segan untuk bertanya pada Anda di kesempatan berikutnya. Tetap tenang dan tanyakan baik-baik dari mana anak mendengar hal tersebut, jangan gunakan nada yang menuduh atau menginterogasi. Kemudian, berikan penjelasan yang memadai. Setelah itu pastikan bahwa anak sudah memahami jawaban Anda.
Redaksi