BESUKI, Jawara Post—GP Ansor, LPM, Tomas, Toga, beserta masyarakat kompak menolak rencana pembangunan pesantren asuhan Gus Nur.
Mereka menggelar rapat terbatas (Ratas) di balai desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, Jawa Timur. Tak ayal, rencana pembangunan pesantren tersebut gagal, Jum’at 26/07/2020.
Disusul malam harinya, jajaran Dewan Masjid Indonesia Cabang Situbondo, Ranting Besuki, serta barisan para guru ngaji se Desa Blimbing, gelar pertemuan dibalai desa membahas tentang sikap bersama menolak proyek pembangunan pesantren milik Gus Nur tersebut. Mereka mengapresiasi sikap tegas kades akan dibangunnya pesantren tersebut.
“Kami bukan menolak tentang pendirian lembaga pendidikan agama berlabel tahfidz al – qur’an, malainkan pesonal (Gus Nur) yang kami tidak sepakati untuk melakukan kegiatan apapun di desa kami. Kecuali ada rekomendasi dari sesepuh NU yang ada di Situbondo termasuk yang di Jawa Timur,” kata Edi Hartono, ketua GP Ansor Desa Blimbing.
Penolakan proyek pembangunan pesntren milik Gus Nur itu juga tertuang dalam surat resmi GP Ansor nomor 9/Ansor/Blimbing dan surat dari LPM Nomor 38/LPM/Blimbing, serta sejumlah dukungan tomas, toga, juga sesepuh desa dengan ikut menandatangani surat tersebut.
Surat keberatan dan sekaligus penolakan itu ditujukan kekantor Kesbangpol Situbondo dengan sejumlah tembusan mulai Bupati, Kapolres, Dandim 0823, Camat Besuki, Polsek Besuki, Koramil Besuki, serta kantor Cabang NU dan Kantor GP Ansor Pusat.
“Perlu ditegaskan ulang, selaku Kades saya hanya melayani proses jual beli lahan, bukan ijin mendirikan bangunan,” kata Kades Blimbing.
Sejumlah kegiatan berkumpul guna menyamakan sikap tersebut juga disaksikan Bhabinsa Koramil 0823 Besuki, Bhabinkantibmas Polsek Besuki, serta para pengasuh pesantren yang ada di Desa Blimbing.
Sehingga, apapun alasan dan nama bangunan itu nantinya, jika atas nama Gus Nur, semua lapisan masyarakat Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo,;Jawa Timur, kompak menolah dengan tegas.
Sekadar diketahui, sejumlah banner pemberitahuan tentang rencana pembangunan pesantren telah diturunkan. Alat berat yang sedang beraktifitas dideadline hanya sebatas menyelesaikan kontrak kerja dengan meratakan tanah dilokasi proyek.
Bahkan, masyarakat berencana akan memasang banner pada sejumlah titik, banner yang berisi penolakan proyek pembangunan pesantren milik Gus Nur.
Redaksi JP