NUSANTARA, JP –– Maraknya akai penjualan satwa yang nyaris punah, banyak mengundang keprihatinan sejumlah kalangan, termasuk pula NGO yang ada. Misal, LSM Jawara yang meminta aparat lebih intens memonitor akses jual beli satwa.
” Kami sangat prihatin sekali dengan keberadaan satwa satwa yang mulai langka. Banyak burung yang nyaris punah, masih ramai jadi objek transaksi demi keuntungan sepihak. Aparat berwenang harus lebih serius menyikapi ini, ” kata Gus A’ang, Dir LSM Jawara, Minggu 8 Desember 2024.
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bermarkas di Jawa Timur ini juga sangat peduli dengan kondisi alam. Sehingga, selain ikut andil merawat hutan, NGO yang satu ini juga membentuk Pokmas Jawara dalam Pembibitan tanaman buah dan bunga.
Masih sering dijumpai perdagangan burung ilegal berkicau di Indonesia. Pada bulan Oktober lalu, lebih dari 6.500 individu burung coba diselundupkan dari Sumatera ke Jawa.
Upaya penyelundupan itu dilakukan di Pelabuhan Bakauheni, burung sitaan termasuk 257 yang berasal dari spesies yang dilindungi
Penyelundupan burung didorong oleh berbagai hal termasuk permintaan burung kicau peliharaan yang besar di Indonesia.
Sama halnya, LSM lokal FLIGHT mengatakan lebih dari 120.000 burung kicau asal Sumatera yang dipasarkan disita dari tahun 2021 hingga 2023, jumlah ini diyakini hanya mewakili sebagian kecil dari yang ditangkap dan dijual.
Upaya perdagangan burung kicau ilegal lintas pulau telah berhasil digagalkan oleh aparat dari unsur Badan Karantina, Satgas BAIS Kerinci TNI, Direktorat Polda Lampung, Polsek Penengahan, dan LSM PENERBANGAN Perlindungan Burung Indonesia. (15/10/2024) kemarin.
Sebanyak 6.514 burung pembohong, -yang merupakan salah satu penyutaan terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia, dapat dilakukan setelah aparat berhasil mencegat sebuah truk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung yang akan menuju ke Pulau Jawa. Truk itu berasal dari Kayu Agung, Sumatera Selatan, dan berencana akan menuju Balaraja, Tangerang.
Di atas truk, mereka menemukan burung yang dijejalkan ke dalam 216 kotak, dimana sebagian besar dikemas rapat dan diberi lakban. Diantaranya terdapat 257 burung yang berasal dari spesies yang dilindungi menurut peraturan perundang-undangan.
“Lampung hanyalah titik transit dan titik keluar ketika mereka ingin melintasi ke Jawa,” Marison Guciano, Direktur Eksekutif FLIGHT, mengatakan kepada Mongabay melalui email. Lembaganya bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mencegah penyelundupan dan perdagangan satwa liar ilegal.
Burung-burung yang diselamatkan dalam penyitaan ini semuanya selamat, termasuk spesies yang paling terancam punah, seperti ekek geling ( Cissa thalassina ). Ada juga ribuan individu dari spesies lain yang tidak dilindungi, seperti burung prenjak jawa ( Prinia familiaris ), dan berbagai jenis burung mata putih ( genus: Zosterops ) dan burung cinenen pisang ( genus: Orthotomus ).
FLIGHT mengatakan bahwa seluruh 6.514 burung yang berhasil diselamatkan telah meninggalkan habitat pembohong yang sesuai setelah dinyatakan sehat oleh dokter hewan dari karantina otoritas Lampung.
Penangkapan yang tercatat ini kemungkinan hanya menyentuh permukaan dari perdagangan burung kicau ilegal di Indonesia, kata para ahli.
“Pihak yang berwenang telah menggagalkan penyelundupan lebih dari 200.000 burung kicau Sumatera ke Jawa dalam lima tahun terakhir. Namun kami yakin ini masih kecil dibandingkan dengan jumlah burung asal Sumatera yang berhasil diselundupkan ke Jawa,” lanjutnya.
Redaksi