BANYUWANGI, Jawara Post – Tujuan pemerintah membangun agar lebih baik dan tidak mengganggu pemanfatan masyarakat tampaknya hal itu tak terjadi dalam
Pembangunan saluran air di daerah jalan ketapang tepatnya didaerah Jl.
Gatot Subroto.
Sejak saluran air diganti dengan penutup beton (Udit) sejumlah masalah merugikan masyarakat sekitar dan pengguna Bangunan.
Masalah sisa galian yang tertanam beton saluran tak di perbaiki sisi-sisinya, hingga galian kurang dalam hingga berakibat beton saluran dan penutup terlalu tinggi yang berakibat beragam masalah merugikan aktivitas pemilik bangunan kantor dan usaha di daerah sekitar.
Pantauan dilapangan, gangguan terhadap aktivitas pemilik bangunan disekitar kantor pos ketapang hingga arah selatan Hotel manyar.
Dua ruas jalan tak bisa sembarangan bisa digunakan oleh kendaraan motor yang mau masuk jalan pemukiman.
Mereka khawatir mesin motor atau bagian bawah mobilnya terkena beton saluran dan penutup terlalu tinggi.
“Kita tinggal dibelakang kantor pos , kalau dari jalan besar kita pelan” sekali melewati penutup saluran agar mesin tak berbenturan penutup saluran, itulah mas makanya kita pernah kerja bhakti menguruk dengan tanah agar kita bisa masuk jalan ke rumah warga,” kata AM warga yang tinggal dibelakang kantor pos ketapang.
AM dan warga sekitar membandingkan jalan arah timur disamping Hotel Manyar yang sudah tidak bisa dilewati kendaraan bermotor termasuk mobil akibat tertahan penutup saluran (udit) yang terlalu tinggi.
Sementara itu penutup saluran yang menonjol tinggi juga terdapat di sekitar Jalan tersebut
“Mobil ataupun motor kita gak bisa masuk, jalan aspal dan saluran tidak rata, tinggi hingga hampir setengah meter dari aspal bagaimana kendaraan bisa naik lewat,” kata warga Ms pemilik rumah dan kantor.
Hingga berita ini di unggah belum ada kejelasan sikap lurah dan camat setempat,Daud Joni warga sekitar Ketapang yang juga ketua LSM Kobra Daud Djoni mempertanyakan pekerjaan saluran air yang menurutnya sangat mengganggu masyarakat atau warga utamanya pemilik bangunan.
Joni menilai pelaksana pembangunan tidak melihat atau peduli hal itu.
“Ketika proses dulu, apakah sudah dipelajari dipertimbangkan serta perkiraan manfaatnya, disinilah kita perlu Pelajaran ilmu Konstruksi,” kata Joni.
Joni menambahkan,
Kontraktor dan Konsultan kata Joni sebelum mengerjakan proyek dipersiapan dahulu yang harus dilakukan dalam pelaksanaan konstruksinya.
Dhonny