Dari Lamongan Jawa Tinur – Jatibanteng Situbondo Jawa Timur
Dalam cerita rakyat di Lamongan disebutkan, Gajah Mada merupakan buah hati Raden Wijaya dengan selirnya bernama Dewi Andong Sari. Meski cerita ini memerlukan penelitian mendalam untuk menguji kebenarannya, makam yang berada di puncak bukit Gunung Ratu, Kecamatan Ngimbang, Lamongan ini diyakini masyarakat sekitar sebagai pusara ibunda Gajah Mada.
Makam tersebut berada di bangunan utama berbentuk rumah yang berada di sebelah kiri jalan kompleks puncak gunung. Pintu masuknya bergaya Jawa dengan dua daun pintu. Begitu masuk ke dalam, aroma dupa dan wangi kembang langsung menusuk hidung.
Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa makam tersebut benar Dewi Andong Sari selir raja Raden Wijaya. Sebuah pusara dengan segudang tanda tanya.
Hanya ada tulisan di sebuah marmer yang menghadap ke selatan ‘Pesarean Ejang Ratu Dewi Andong Sari Ibunda Mahapatih Gajah Mada’. Di depannya, terdapat puntung dupa sisa-sisa rapalan para pengunjung yang datang dengan ragam permintaan.
Hampir semua bangunan makam diselimuti oleh kain batik dan mori putih. Tengah pusara sengaja dibiarkan berlubang. Menurut penuturan Jumain, lubang panjang ini untuk memudahkan keperluan pengunjung selama di makam.
Misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini adalah gaya nisan yang menyerupai kubah masjid, dan posisi makam yang menghadap ke utara seperti makam umat Islam pada umumnya.
Terkait posisi makam ini, juga dibenarkan oleh Jumain. Tetapi apakah ini menunjukkan bahwa si jenazah umat muslim juga perlu pembuktian lagi.
“Iya ini memang (kepala jenazah) menghadap ke utara. Sebelum dipugar, makam ini hanya ditandai dengan tumpukan batu,” ujar Jumain kepada wartawan beberapa waktu tanpa menjelaskan lebih rinci.
Terdapat tiga payung khas Bali di bagian utara pusara, dua berwarna kuning emas dan satu berwarna putih ukurannya lebih besar dan berada di tengah.
Jumain menuturkan asal muasal payung ini, menurutnya ke tiga payung ini dibawa oleh salah satu pengunjung yang mengaku bermimpi dan diminta membawa payung Bali ke kuburan.
Sementara, didesa Jatibanteng, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, Jawa Tinur, ada sebuah makam yang bertuliskan nama Dewi Andungsari.
Sedangkan dikawasan Wisata Nogosromo ada sebuah lokasi yang penuh misteri dan belum terpecahkan. “Ditempat ini ada sebuah kuburan atau makam yang bikin bulu kuduk merinding,” kata Cung, warga setempat.
Kata dia, kuburan itu kadang nampak kadang hilang. “Sungguh membuat warga disini heran dan penasaran juga penuh tanda tanya. Kuburan itu kadang kadang tampak dan terlihat nyata, tapi tiba tiba raib (hilang) tak nampak. Buktinya sekarang tak ada,” imbuhnya, Selasa (14/12/2020).
Disisi lain, tokoh masarakat dan sejumlah pinisepuh memprediksikan bahwa kuburan itu diyakini makam Dewi Andungsari, ibunda Gajah Mada.
Wallahu a’lam …hanya Gusti Allah yang tahu.