PROBOLINGGO, Jawara Post – Lima mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang menempuh study di China dan telah dilakukan observasi di Natuna Kepulauan Riau, akhirnya tiba di rumah masing-masing, minggu dini hari, (16/02).
Kepulangan mereka di sambut bahagia oleh keluarga, namun pihak keluarga menyayangkan, karena tidak adanya penjemputan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, dari bandara Juanda Surabaya ke rumah masing-masing lima mahasiswa yang selama 14 hari di observasi (karantina) di Natuna Kepulauan Riau itu.
Seperti yang disampaikan oleh Hafid (57), orang tua dari Rahmad Hidayatullah salah satu mahasiswa yang diobservasi di Natuna.
“Alhamdulillah mas, anak kami sudah sampai dirumah dengan selamat, dan pukul 03.00 Wib, anak kami sampai di rumah.” Ungkap Hafid.
Dayat panggilan akrab dari Rahmad Hidayatullah, tiba di rumah desa Sumberkatimoho, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, di fasilitasi oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Anak kami tiba dirumah itu di antarkan oleh mobil dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.” Ujar Hafidz.
Hafid, menyayangkan tidak adanya layanan penjemputan dari Pemkab Probolinggo, “kami meyayangkan tidak adanya fasilitas penjemputan dari Pemkab Probolinggo, namun kami bersyukur anak kami sudah sampai dirumah dengan selamat,” Tegas Hafid.
“Dan kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Jawa Timur, atas perhatian, sambutan, dan fasilitas yang disediakan kepada anak kami, sehingga bisa sampai dirumah dengan selamat.” Sambungnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (KADINKES) Kabupaten Probolinggo, Anang Budi Yoelijanto, membenarkan jika memang tidak ada penjemputan dari pemkab Probolinggo kepada lima mahasiswa yang selama ini di observasi di Natuna, pada saat tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Tidak adanya penjemputan dari pemkab itu, bukan tanpa alasan, akan tetapi adanya arahan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, untuk tidak dilakukannya penjemputan.
“Sesuai arahan dari kementerian kesehatan, bahwa tidak boleh ada penjemputan dari pemerintah daerah, biarkan keluarga saja yang menjemput, karena dikhawatirkan ada kehebohan dari penjemputan itu, ” Ungkap Anang.
“Kedua mereka yang sudah selesai menjalani masa karantina di Natuna, kami anggap sudah clear dan tidak lagi memerlukan observasi lanjutan di daerah, artinya semua sudah selesai, dan kami hanya melakukan pemantauan dari jauh kepada kelima mahasiswa itu.” Pungkas Anang.(ysf)