BONDOWOSO, Jawara Post– Nenek Bunadi Maryami (88) ditemukan tak bernyawa setelah 10 hari hilang di Bukit Tongguk, Desa Trotosari, Kecamatan Tlogosari, Rabu (18/9).
Jenazah nenek Aryami-panggilan akrabnya, ditemukan pertama kali oleh Pak Romli warga desa Trotosari yang memang tetap melakukan pencarian pasca penyisiran oleh Basarnas dihentikan pada hari ke tujuh.
Menurut Danramil 0822 wilayah Tlogosari, Suwaji, saat melakukan pencarian Selasa sore (17/9) tercium aroma tak sedap di Bukit Peggek, Dusun Ko Gudeng, desa Pecalongan, Kecamatan Sukosari atau sekitar 2 KM dari Tempat Kejadian Musibah (TKM).
“Karena kemarin itu sore hari, jadi warga yang kemarin mencari kembali pada Rabu pagi hari ini (Red : Rabu) jam 7 pagi tadi bersama Koramil, Polsek, Kecamatan, dan Warga sekitar,” terangnya.
Baca Juga : JAWA TIMUR : Tak Puas, LSM Siti Jenar Lapor ke Pangdam V Brawijaya
Dilanjutkan oleh Danramil Suwaji, bahwa pihak keluarga menolak untuk melakukan diotopsi. Namun, jenazah tetap dibawa ke Kamar Jenazah RSUD Koesnadi untuk dimandikan.“Keluarga tidak menghendaki itu (Red : Diotopsi) karena yakin kalau mati wajar,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, nenek Aryami warga Desa Trotosari, RT 12 RW 3, Kecamatan Tlogosari, hilang saat mencari sayur di Bukit Tongguk, wilayah setempat sejak Senin (9/9) lalu.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun oleh tim SAR gabungan, nenek Aryami saat kejadian, survivor pergi menuju bukit ke bukit Tongguk mencari sayur kacang tunggak bersama B.Ningrum.
Sayangnya, hingga sore Nenek Aryami tak kunjung pulang. Pihak keluarga, bersama warga sekitar pun mulai melakukan pencarian, hingga pukul 24.00 WIB. Namun, tak ditemukam keberadaannya. Esoknya, tim SAR Gabungan Basarnas POS Jember melakukan pencarian.
Namun, setelah dilakukan penyisiran oleh Tim SAR Gabungan Basarnas selama tujuh hari, belum juga ditemukan. Warga sekitar pun bersama TNI, Polri, dan Pemerintah Kecamatan serta Pemdes tetap melakukan pencarian. Hingga akhirnya hari ke 10 ditemukan.
och/red/jp