YOGYAKARTA, JP. Com — Pariwisata dan tempat makan belakangan ini tumbuh pesat di Kabupaten Gunungkidul.
Pemiliknya masing-masing mempunyai konsep dan target bidikan yang berbeda. Selain rasa makanan, para pengusaha kuliner juga mengembangkan sejumlah konsep untuk tempat.
Ada yang menyuguhkan nuansa millenial, modern, instagramable, klasik, kejawen, mewah hingga konsep yang kembali ke alam dan sangat tradisional.
Untuk kembali ke alam, yang baru saja dibuka adalah Pasar Godong Jati yang berada di Taman Edukasi Madu Bronto, Kalurahan Banyusoco, Kapanewon Playen.
Di lokasi ini, masyarakat dan pengelola membaur menjadi satu untuk menghidupkan lokasi yang memang sebenarnya sangat strategis, unik dan masih sangat kental dengan alam yang tradisional.
Dari ide dan gagasan yang muncul kemudian dibuatlah pasar Godong Jati yang unik dan patut untuk dicoba.
Lokasi pasar ini berada di sisi selatan obyek wisata Sri Gethuk. Jika datang dari Jogja membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dengan jalur Jogja-Piyungan-Patuk-Playen-Sri Gethuk kemudian ke arah Banyusoco. Atau jika dari Kota Wonosari, membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan.
Masuk di kawasan ini, pengunjung akan disambut dengan ramahnya masyarakat sekitar dan dimanjakan dengan suasana yang masih asri, rindang dan kental dengan nuansa pedesaan.
Beragam jajanan tradisional dan olahan khas Jawa serta Gunungkidul dijajakan di lokasi tersebut. Uniknya, sesuai dengan nama yang digunakan semua panganan yang dijual dibungkus dengan godong jati atau daun jati.
Sedikitnya ada 25 jenis makanan yang dijual di pasar Godong Jati ini. Mulai dari sego berkat, gudeg godong kates, puli tempe, pecel, jadah, meniran, timus, bothok dan beragam lainnya.
Selain dimanjakan dengan menu ndeso dan suasana yang asri, pengunjung juga dibuat heran dengan harga yang dipatok karena harganya yang sangat ramah dengan kantong semua kalangan.
“Konsepmya memang kembali ke alam ya, semua yang dijajakan ini adalah hasil bumi masyarakat sini kemudian diolah untuk meningkatkan nilai jualnya. Selain jajanan tradisional, disini kita suguhkan suasana yang membuat nyaman pengunjung. Jauh dari bisingnya perkotaan,” papar Suhari Condro Wasono, penggagas Pasar Godong Jati.
Ia menjelaskan Kawasan Taman Edukasi Madu Bronto sebenarnya sudah ada sejak lama. Maka dari itu, untuk semakin menghidupkan lokasi itu, masyarakat dibantu oleh sejumlah pihak menangkap peluang dengan membuka Pasar Godong Jati. Yang mana paling tidak ada penghasilan yang didapat oleh masyarakat sekitar dari kegiatan yang ada.
“Baru dibuka awal Desember 2021 ini, tentu ke depannya akan terus dikembangkan dengan ide-ide lainnya. Perlu dukungan dari berbagai pihak untuk peningkatan selanjutnya,” jelas dia.
Sejauh ini, dengan konsep yang sederhana dan tradisional, justru membuat orang-orang tertarik dan penasaran dengan Pasar Godong Jati.
Pada awal-awal pembukaan, banyak sekali yang berkunjung ke lokasi tersebut. Sejumlah pejabat pun juga sudah mampir untuk menikmati olahan makanan dan suasana di sini, mulai dari Istri Bupati, Dyah Sunaryanta, kemudian Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno, dan lainnya.
Salah seorang pengunjung, Via mengatakan ia dirinya mengetahui tempat ini dari sejumlah orang yang sudah berkunjung. Dari mulut ke mulut, kabar yang ia dapatkan adalah lokasi Pasar Godong Jati ini unik, murah, serta nyaman. Sehingga saat ada waktu luang, ia kemudian memutuskan untuk berkunjung untuk mencoba.
“Konsepnya unik, terus harganya juga murah juga. Di sini kita tidak hanya jajan tapi juga menikmati suasana yang asri, bisa sambil menghilangkan penat karena aktifitas keseharian,” ucap dia.
Redaksi