SIIDOARJO, JP – Warga Jalan Pandean Kidul, RT 2/RW 1, Gang Guyub, Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, mengeluhkan aktivitas industri yang menimbulkan polusi debu tebal dan getaran hebat.
Gangguan tersebut diduga berasal dari aktivitas produksi salah satu perusahaan keramik yang berlokasi di Jalan Industri Sidopurno 1, Desa Sidokepung.
Polusi ini dinilai membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan balita. Selain itu, getaran dari mesin pabrik juga disebut telah menyebabkan keretakan pada beberapa rumah warga.
Baca Juga: Peduli Kesejahteraan Masyarakat, Wabup Sidoarjo Mimik Idayana Sidak Rumah Tak Kayak Huni di Lemahputro
“Debunya sangat tebal. Banyak anak kecil dan balita yang batuk-batuk. Getarannya juga bikin rumah warga retak,” ungkap Mega Putri, warga setempat, Selasa (15/4).
Mega menjelaskan bahwa gangguan mulai terasa sejak berdirinya bangunan baru di belakang rumah-rumah warga. Bangunan tersebut, menurutnya, belum genap satu tahun, namun telah menimbulkan dampak signifikan.
“Sejak mesin baru dipasang di bangunan itu, suara bising dan getarannya makin parah. Setiap hari beroperasi dari jam 9 pagi sampai Maghrib, bahkan hari Minggu pun tetap jalan,” keluhnya.
Keluhan serupa juga datang dari warga Jalan Sidopurno yang berada lebih dekat ke lokasi pabrik. Beberapa di antaranya melaporkan rumah mereka mengalami keretakan.
Warga menyebut telah beberapa kali mencoba berdialog dengan pihak perusahaan, namun belum menemukan solusi konkret.
“Polusi seperti ini sangat berisiko menyebabkan gangguan pernapasan. Kami sudah mengadu, tapi belum ada penyelesaian,” tegas Mega.
Merespons keluhan warga, Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik, Selasa (15/4). Dalam kunjungannya, ia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi lingkungan sekitar pabrik.
“Saya minta ini segera dicarikan solusinya. Ini sangat meresahkan masyarakat,” ujar Mimik dengan nada tegas kepada pihak perusahaan.
Polusi ini dinilai membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan balita. Selain itu, getaran dari mesin pabrik juga disebut telah menyebabkan keretakan pada beberapa rumah warga.
“Debunya sangat tebal. Banyak anak kecil dan balita yang batuk-batuk. Getarannya juga bikin rumah warga retak,” ungkap Mega Putri, warga setempat, Selasa (15/4).
Mega menjelaskan bahwa gangguan mulai terasa sejak berdirinya bangunan baru di belakang rumah-rumah warga. Bangunan tersebut, menurutnya, belum genap satu tahun, namun telah menimbulkan dampak signifikan.
“Sejak mesin baru dipasang di bangunan itu, suara bising dan getarannya makin parah. Setiap hari beroperasi dari jam 9 pagi sampai Maghrib, bahkan hari Minggu pun tetap jalan,” keluhnya.
Keluhan serupa juga datang dari warga Jalan Sidopurno yang berada lebih dekat ke lokasi pabrik. Beberapa di antaranya melaporkan rumah mereka mengalami keretakan.
Warga menyebut telah beberapa kali mencoba berdialog dengan pihak perusahaan, namun belum menemukan solusi konkret.
“Polusi seperti ini sangat berisiko menyebabkan gangguan pernapasan. Kami sudah mengadu, tapi belum ada penyelesaian,” tegas Mega.
Merespons keluhan warga, Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik, Selasa (15/4).
Dalam kunjungannya, ia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi lingkungan sekitar pabrik.
“Saya minta ini segera dicarikan solusinya. Ini sangat meresahkan masyarakat,” ujar Mimik dengan nada tegas kepada pihak perusahaan. (Dwi)