SITUBONDO, Jawara Post–Adanya banner klaim hak milik perorangan tentang status tanah yang diatasnya berdiri balai desa Suboh, membuat sejumlah warga mengeluh, Selasa (17/03/2020). Pasalnya, posisi balai desa terancam akan disegel oleh ahli waris, apabila pembebasan lahan balai desa tidak jelas.
Siswoyo, selaku hak waris dan penerima waris dari Pak Sukar pemilih lahan kering yang diatasnya dibangun balai desa, sangat menyayangkan ketidak proaktif nya kepala desa akan status tanah balai desa. Pihaknya berulang kali menjalin komunikasi, namun hingga saat ini tidak ada sikap jelas baik dari Pemdes Suboh, maupun dari pihak Kecamatan Suboh.
Sementara, Syaiful Haq, Ketua BPD Suboh menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil sikap atas terpasangnya banner dengan keterangan tanah milik Pak Sukar yang diatasnya ada bangunan balai desa. “Saya telah berkirim surat pada tanggal 9 Februari 2020 kepada Kades Suboh dengan tembusan Camat Suboh agar persoalan itu segera diatasi,” ucapnya.
Bahkan, persoalan ini telah sampai kemeja Sekda Situbondo, namun hingga saat ini Kades Fitria terkesan tidak respon. Malahan, sikap kades perempuan ini seraya tidak menggubris warning atau saran dari pejabat diatasnya. “Jika kadesnya mukong, maka warga masyarakatnya akan dikorbankan,” kata Syaiful Bahri, korlap LSM Jawara.
Ditempat terpisah, Fitriah (Kades Suboh) beralasan masih sibuk dan terkesan sengaja mengulur waktu tanpa kometment yang jelas. Perempuan yang baru pertama kali jadi kepala desa ini, rupanya tidak peduli balai desanya disegel hak waris nantinya. “Masih mau dimusyawarahkan tentang itu,” alasannya moter moter.
Karuan saja, sikap cuek dan mukong sang Kades Fitriah memantik reaksi negatif dari warga masyarakat Desa Suboh. Tidak sedikit dari mereka yang kecewa, termasuk tokoh masyarakat (tomas) maupun tokoh agama (toga), yang sebelumnya getol mengantar Fitriah kekursi kepala desa.
Sekedar diketahui, lahan balai desa Suboh, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, bernomor petok 619, nomor persil 131 dengan luas 0,380 ha atas nama Pak Sukar Aripi. Sementara, lahan kering dibarat jalan raya Situbondo menuju Bondowoso itu, berdiri bangunan balai desa lengkap dengan segala fasilitas pemerintah desa.
“Kami akan ambil sikap dan akan somasi kepala desa yang kurang memperdulikan kepentingan masyarakat Suboh. Bahkan, jika terus terusan begini, jangan salahkan kami jika turun jalan demo kades dibalai desa. Bayangkan, urusan peralihan atau pembebasan lahan saja dibikin molor, apa ini yang namanya pemimpin quick respon,” kata RS, diamini puluhan warga lainnya.
DinsJP