PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

Kades Pesisir dan Pengelola Pujasera, Terancam Kasus Pidana

SITUBONDO, JP. Com — Peristiwa maut yang menelan nyawa bocah SD asal Pesisir, Kecamatan BESUKI, Kabupaten Situbondo, rupanya akan berujung jeratan pidana. Hal itu tersirat dalam laporan resmi keluarga korban yang menilai itu akibat kelalaian, bahkan pembiaran.

Salah seorang paman korban semalam menemui Jawara Post, mengatakan bahwa pihak keluarga merasa keberatan dan menuntut pertanggungjawaban pemdes dan petugas pujasera dari Bumdes.

“Bukan cuma konstruksi yang asal asalan, tapi minimnya kepedulian dari pengelola, sehingga potensi bahaya terabaikan. Banyak kabel yang tidak septy dan rawan picu petaka, ” ucapnya.

Pria yang juga dipanggil pak Haji itu menegaskan, soal takdir itu ranah yang kuasa. Tapi, penyebab kejadian dan itu murni kelalaian, tidak bisa ditoleransi. “Kami laporan resmi, biar polisi yang mengambil tindakan tegas dan terukur. Kami yakin, polisi Situbondo baik dan peduli pada masyarakat, ” imbuhnya.

Mendengar ungkapan itu, Tim LPPAN ikut mengevaluasi adanya dugaan kongkalikong realisasi dana Bumdes untuk pujasera. “Proyek desa itu patut dipertanyakan, bahkan sejatinya langsung diaudit. Mengingat, konstruksi pujasera acak acakan, rawan bahaya. Selain jeratan pidana, dugaan korupsi akan kami kawal juga, ” kata Amir Machmud, Ketua LPPAN.

Informasinya, sejak petaka maut menimpa keluarga besar H Sukran, seorang tokoh masyarakat dan tokoh agama di Pesisir Besuki itu, Kades dan pengelola Pujasera seraya cuci tangan. Buktinya, tidak pernah meminta maaf dan terkesan jauhi keluarga korban.

Tidak heran, ketika sampai hari ini (10 Juli 2023), keluarga korban tetap menuntut. Mereka kecewa atas sikap kepala desa dan jajarannya yang acuh tak acuh menyikapi petaka maut tersebut.

Sekadar diketahui, seorang bocah kelas enam SD berinisial RAF (12) asal Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, Situbondo, ditemukan tewas tersengat listrik, dengan kondisi kedua tangannya memegang tiang tenda pujasera di lokasi pelabuhan, tepatnya di dusun Petukangan.

Saat ditemukan pertama kali oleh Ijul (24) salah seorang warga setempat, kedua tangan korban kondisinya berpegangan ke tiang tenda pujasera, serta kondisi tubuhnya mulai kaku. Selain itu, mulut korban juga lebam.

Redaksi



Menyingkap Tabir Menguak Fakta