PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

Himbara dan 6 BUMN Resmi Kerjasama

JAKARTAJawara Post — Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) dan enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi bekerjasama untuk penyediaan dan penggunaan mesin perekam data elektronik (Eletronic Data Capture/EDC) Link, yang digunakan sebagai alat dan transaksi pembayaran.

Enam BUMN itu adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, PT Pos Indonesia (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Pertamina Retail (Persero). Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, kerja sama ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan EDC masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.

Selain itu, sinergi dilakukan untuk mengefisienkan biaya operasional yang harus dikeluarkan dari masing-masing bank, sehingga bisa lebih hemat.

Sebab, jika sebelumnya satu bank harus mengeluarkan sekian dana investasi untuk membuat sekian mesin EDC, maka kini bisa hanya separuhnya karena patungan dengan bank lain.

“Kami harapkan, dengan Link ini, bisa tingkatkan kualitas dan pangkas cost operasional antar bank. Harapannya, per Desember ini bisa dilakukan,” ujar Gatot saat penandatangan kesepakatan (Memorandum of Understandings /MoU) di Kementerian BUMN.

Bersamaan dengan kerja sama EDC Link, Gatot berharap para perbankan pelat merah bisa menghemat biaya investasi yang dikeluarkan dan juga untuk mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Link yang sebelumnya sudah dilangsungkan.

Sehingga, dana investasi tersebut bisa dialihkan untuk menanggung biaya transfer antar bank BUMN tersebut dan turut meringankan beban nasabah.

“Jadi (biaya transfer antar bank) kan sudah turun dari Rp6.500 per transaksi menjadi Rp4.000 per transaksi. Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno) minta turunkan lagi,” imbuhnya.

Saat ini, Gatot mengatakan, jumlah EDC ada sekitar 320 ribu mesin, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 200 ribu mesin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sekitar 120 ribu mesin, dan sisanya PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI sebanyak 100 ribu mesin.

Sementara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN belum memiliki mesin EDC. “Nanti ke depan, jumlahnya (mesin EDC) bisa ditambah lagi. Begitu Link beroperasi, akan kami tambah. Tapi belum tahu jumlahnya,” katanya.

Sementara itu, Gatot menilai keperluan mesin EDC untuk enam perusahaan BUMN di bawah 10 ribu mesin. Namun, angkanya belum pasti karena masih dilihat kembali dengan kemampuan tiga bank Himbara itu.

“Pegadaian saja mungkin butuh 4.400 mesin, untuk Kimia Farma bisa 1.500 mesin. Ya minimal segitu, belum Pertamina Retail dan lainnya,” terangnya.

Ketua Himbara Maryono yang sekaligus Direktur Utama BTN mengatakan, saat ini kerja sama baru dilakukan tiga dari empat bank Himbara saja. Sebab, BTN belum memiliki mesin EDC dan izinnya masih diproses oleh Bank Indonesia (BI).

“BTN belum, karena masih proses perizinan EDC. Tapi kalau kita sudah, tentu ini akan menambah kuota yang tersedia,” tuturnya pada kesempatan yang sama.

Selain kerja sama dengan enam BUMN ini, ke depan, Maryono menjelaskan Himbara akan memperluas kerjasamanya dengan perusahaan pelat merah lain hingga merchant swasta lainnya.

TimRed



Menyingkap Tabir Menguak Fakta