BELAWAN, JP. Com – Nasib sedih dan cemas masih dialami Nurlela ibu kandung dari Taufik, Sardiana boru Hutagalung istri Dedi Kurniawan dan Agustina istri Ilham yang merasa cemas karena ketiga ABK kapal tagbout Biwi 3 hingga kini belum diketahui keberadaannya alias misterius setelah hilang kontak dalam pelayaran dari Ketapang Kalimantan Barat menuju Pulau Batam.
Dari 6 awak kapal 3 diantaranya orang warga Belawan Kota Medan yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Biwi 3 atau kapal tongkang milik PT SMS yang hilang di Perairan Ketapang Kalimantan Barat saat berlayar menuju Pulau Batam, hingga Selasa (21/12) nasibnya belum diketahui.
Kerabat keluarga dari ketiga ABK tersebut berharap agar Tim Basarnas dan Tim SAR secepatnya melakukan pencarian terhadap kapal penarik tongkang tersebut sehingga mereka mengetahui keberadaan suami atau anak mereka.
Ketiga ABK kapal tagbout penarik tongkang yang merupakan warga Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan itu masing-masing Ilham Sahputra (38), warga Jl. Cibatu, Belawan, Didi Kurniadi (40), warga Jl. Asahan, Belawan dan M Taufik (25), warga Jl.Serdang, Belawan.
Sementara itu, Agustina (31), Sardina Hutagalung (37),dan Nurlela (50), ketiga wanita ini tengah menanti kepulangan suami dan anak mereka yang telah hilang selama 17 hari setelah berlayar dari Ketapang Kalimantan Barat menuju Pulau Batam.
Saat ditemui awak media di rumahnya Jl. Asahan, Selasa (21/12), Agustina mengatakan suaminya bernama Ilham bersama ABK lain bekerja di Perusahaan PT SMS (lokasi di Ketapang) sejak 5 bulan Juli 2021 lalu dengan membawa tugboat Biwi 3 atau kapal penarik tongkang.
“Saya sempat berkomunikasi hingga 3 Desember 2021, namun sejak 8 Desember tidak mendapat kabar dari suami saya. Seharusnya kapal tugboat sudah sampai di Batam 5 Desember 2021 lalu,” ujar Agustina didampingi Sardiana boru Hutagalung istri dari Dedi Kurniawan dan Nurlena ibu kandung Taufik.
Agustina menambahkan, dirinya bersama istri dan orangtua ABK lainnya sudah berupaya menghubungi pihak-pihak terkait, seperti Syahbandar hingga perusahaan tempat para suami mereka bekerja namun sampai sekarang keberadaan ketiga ABK tersebut belum diketahui.
“Kami meminta pemerintah turun tangan mencari keberadaan suami dan anak kami. Soalnya, jarak yang jauh dan keterbatasan pengetahuan tentang kemana harus meminta bantuan, membuat kami semakin cemas dan takut,” timpal Sardiana boru Hutagalung.
Sebagaimana diketahui, Tugboat PT SMS yang hilang, membawa 6 anak buah kapal. 3 ABK merupakan Warga Belawan, 1 ABK warga Jawa Tengah, 1 ABK Warga Jakarta Utara dan seorang ABK lainnya warga Pangkalan Susu Langkat, berangkat dari Ketapang 1 Desember lalu menuju Batam dan hilang kontak tanggal 3 Desember 2021.sampai saat ini belum ada kabarnya.
(Ttn)