PADANG SUMBAR, Jawara Post —Warga Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Bala, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat sejak sepekan terakhir dihebohkan dengan kemunculan dua ekor satwa liar dilindungi yakni, Harimau Sumatra dan Beruang Madu. Bahkan empat ekor ternak warga setempat masing-masing tiga ekor kambing (mati) dan satu ekor kerbau (luka-luka) menjadi korban.
Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, saat ini sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi konflik yang meluas dan berkepanjangan. Pemasangan kamera trap, kandang jebak hingga patroli dan pengusiran menggunakan bunyi-bunyian pun sudah dilakukan. Meski sudah ada upaya penangkapan, namun harapan BKSDA satwa itu tak tertangkap dan kembali ke habitat aslinya di dalam hutan.
“Konflik ini terjadi sejak Kamis lalu. Sudah kita lakukan pengusiran. Namun, lantaran adanya jejak baru Harimau Sumatra yang ditemukan di lapangan beberapa hari lalu, kandang jebak terpaksa kita pasang. Kamera trap pun dua unit sudah kita pasang untuk memantau pergerakan satwa liar itu. Kalau kambing berdasarkan analisis kita, mati disebabkan Beruang Madu, kalau Kerbau itu baru Harimau Sumatra,” kata Kepala BKSDA Resor Agam Ade Putra, Kamis (1/10/2020).
1. Jejak baru dekat dengan kandang jebak
Menurut Ade, Dua hari lalu petugas menemukan jejak baru yang hanya berjarak 20 meter dari lokasi kandang jebak yang kita pasang. Untuk memastikan lagi, tim di lapangan juga memasang dua unit kamera trap. Satu dibagian depan dan satu unit lagi di bagian belakang kandang jebak. Namun, sampai saat ini, masih belum termonitor pergerakannya.
“Dua unit kamera trap yang kita pasang ini, berguna untuk memantau pergerakan satwa itu. Terutama Harimau Sumatra,” ujar Ade.
2. Warga memasang kandang jebak dengan umpan seekor kambing
Ade menjelaskan, untuk mencuri atau menarik perhatin Harimau Sumatra, pihaknya memasang kandang jebak yang dilengkapi dengan umpan seekor kambing. Harapannya, jika harimau itu masih berkeliaran dan mendekati pemukiman, maka indra penciumannya atau insting berburunya mengarah ke kandang. Karena didalam kandang jebak itu, ada seekor kambing.
“Kambing, biasa kita gunakan untuk menarik perhatian Harimau Sumatra. Namun, kita berharap tidak tertangkap. Harimau atau satwa lain kembali ke habitatnya,”kata Ade melanjutkan.
3. Kerusakan hutan adalah salah satu faktor penyebabnya
Ade menilai, turunnya Harimau Sumatra hingga ke pemukiman warga, selama ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya yakni, adanya kerusakan hutan yang disebabkan oleh ulah manusia, menipisnya persediaan makanan lantaran adanya aktifitas berburu. Jika hutan rusak dan persediaan makanan habis, tentu saja Harimau Sumatra itu akan mendekati pemukiman warga. Sasarannya adalah, ternak warga.
“Untuk itu, mari bersama jaga kelestarian hutan kita. Jangan biarkan rusak agar satwa liar dilindungi yang kian hari jumlah populasinya kian berkurang, tidak punah,”tutup Ade.
Redaksi