BATAM , Jawara Post—Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, salah satu SMK swasta di Batam tidak hanya memiliki sel tahanan, namun juga menerapkan pola pendidikan semi militer. Di sekolah ini bahkan pendidikan militer lebih kental, ketimbang pembelajaran akademis.
Komisioner bidang pendidikan KPAI, Retno Listyarti mengatakan, sekolah ini diketahui dimiliki oleh salah satu aparat kepolisian. Aparat yang bersangkutan juga menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut.
“Sekolah ini banyak dikendalikan oleh aparat berinisial ED yang kebetulan anggota kepolisian,” kata Retno di Kantor KPAI, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
ED sehari-hari membina langsung latihan fisik para siswa di sekolah tersebut. Seperti kegiatan baris berbaris sebelum kegiatan belajar dimulai.
“ED sering menginap di sekolah, terkadang ED juga menjadi pembina upacara,” terang Retno.
Dari keterangan yang diterima KPAI, proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut tidak berjalan normal seperti sekolah lainnya. Sebab proses latihan fisik lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran akademik dengan guru.
“Siswa tidak fokus belajar, tapi fokus latihan semi militer,” ujar Retno.
Dalam latihan semi militer itu, anak-anak diajarkan cara menembak dengan menggunakan senapan angin, juga diajarkan mengemudi kendaraan-kendaraan taktis.
“Anak diajarkan mengemudikan mobil dalmas (pengendalian massa) milik sekolah,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KPAI menerima laporan adanya hukuman berupa kurungan di dalam sel tahanan sekolah, di sebuah SMK di Batam, Kepulauan Riau. Pihak sekolah berdalih, hukuman tahanan ini merupakan upaya sekolah dalam mendisiplinkan siswa yang melanggar aturan.
“Menurut informasi yang diterima KPAI, lama penahanan tergantung tingkat kesalahan. Bahkan ada siswa yang mengalami penahanan lebih dari satu hari,” kata Retno.
@Yuneli