BESUKI, Jawara Post—Upaya penolakan proyek pembangunan Ponpes Tahfidz Al – Quran Cabang Palu oleh jajaran GP Ansor dan LPM Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, tidak membuat patah arang Sugi Nur alias Gus Nur. Dai kondang ini yakin kalau niat sucinya akan sukses dan bermanfaat bagi ummat.
Hal ini dijelaskan paska viral kabar penolakan proyek pembangunan pesantren milik Gus Nur. Ia menerangkan bahwa pesantren itu bukan untuk membina santri jadi radikal, juga bukan penyebaran agama sesat.
“Saya heran kenapa sampai terjadi seperti itu. Pesantren Tahfidz Al – Qur’an ini merupakan cabang dari pesantren yang ada di Palu, Sulawesi,” kata Gus Nur, saat dikonformasi Jawara Post.
Pria blasteran Sampang – Banten ini sangat lugas menyampaikan bahwa dimana letak kesalahan dan masalahnya, sehingga terjadi penolakan. Gus Nur mengaku bahwa dia membeli lahan atas komunikasi sama Subhan, pengurus GP Ansor.
“Saya tidak ada masalah dengan Ansor maupun NU, video 3 tahun lalu itu telah diklarifikasi dan sudah tak ada masalah. Saya siap mati berkalang tanah, ketimbang jihat fie sabilillah dibatalkan,” tukasnya.
Sekadar diketahui, proyek pembangunan pesantren milik Gus Nur didesa Blimbing, Besuki, masih baru dimulai dan proses pertaan tanah dilokasi.
Entah kenapa, belum tuntas meratakan tanah, proyek pembangunan pesntren Tahfidz Al – Qur’ cabang Palu ini dotolak. Padahal kata pekerja dilapangan, penolakan tersebut sangatlah prematur.
Kalau menurut Juhari alias H. Hariyanto, terlalu dini masyarakat bermanuver seperri itu. Sementara, akad jual beli lahan dimotori oleh salah seorang pengurus Ansor. “Nah, ini jelas ada sesuatu yang perlu dikuak, karena belum apa apa sudah ada reaksi. Padahal sangat jelas lokasi itu akan dibangun pesantren bukan tempat maksiat,” ucapnya.
Sementara, Ketum GP Sakera, Syaiful Bahri, menuturkan bahwa pihaknya sengaja datang ke kawasan Besuki, guna mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan berupaya mengurai apa yang menjadi pemicu adanya reaksi.
“Itu kekhawatiran atau sebuah kebencian. Kalau soal khawatir, apa yang dikhawtirkan,” kata Syaiful.
Terahir, Gur Nur menegaskan bahwa jika dirinya tidak di inginkan, apa alasan masyarakat.
“Tolong dijelaskan apa dasar dan alasannya, masyarakat yang mana yang menolak. Saya berinvest di Desa Blimbing sangat jelas bermanfaat untuk ummat, bukan untuk merugikan ummat. Jadi tolong jelaskan apa alasan pihak yang menolak tencana pembangunan ponpes Tahfidz Al – Quran itu,” tukasnya.
Informasinya, direncanakan akan digelar pertemuan tingkat Muspida Situbondo dengan menghadirkan yang pro dan yang kontra akan proyek pembangunan tersebut.
Sehingga terang benderang apa sebenarnya yang terjadi, sehingga ada pencerahan bagi masyrakat, khususnya warga masyarakat Desa Blimbing, Besuki, Situbondo, Jatim.
Redaksi JP