PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

Gempar, Penembakan Bos Rongsokan di bawah Flyover

SURABAYA, JP. Com – Siapa yang mengira dunia bisnis barang bekas alias rongsokan atau rombengan begitu keras.

Senin (27/6) malam, masyarakat dikejutkan dengan peristiwa penembakan bos rongsokan di bawah flyover, sebelah barat Pasar Larangan, Sidoarjo. Hingga kini, pelaku penembakan itu masih menjadi misteri.

Penembakan terhadap bos rongsokan bernama Sabar (37) di Desa Tenggulunan, Candi, Sidoarjo itu menjadi gambaran tentang kerasnya hukum rimba di dunia bisnis rongsokan.

Ada banyak pemain atau pelaku bisnis ini yang bisa saling bersikutan, baku hantam, hingga saling mengancam nyawa.

Hukum rimba itu seperti diceritakan Dirman (bukan nama sebenarnya), salah seorang bos rombengan di Surabaya.

Menurutnya, para pelaku bisnis rombeng ini tidak bisa orang sembarangan. Secara khusus, tapi tidak berlaku mutlak, ia menyebutkan bahwa bisnis rongsokan ini dominan ditekuni oleh orang dari etnis tertentu.

“Tapi nggak sedikit pelaku bisnis rombeng ini yang bukan dari etnis yang saya maksud. Termasuk saya, kan. Cuma yang tidak bisa dimungkiri, pelakunya dominan orang-orang dari etnis tertentu itu. Yang tidak menganggap sampah itu menjijikkan, tapi sebagai ladang intan,” cerita Dirman blak-blakan, kemarin.

Ya, bisnis rongsokan memang memanfaatkan peluang dari barang-barang yang dianggap usang, rusak, sudah tidak diperlukan, dan tak jarang menjijikan karena bercampur dengan sampah lainnya.

Di sisi lain, barang-barang itu menjanjikan intan karena bernilai jual dengan keuntungan yang mampu memberikan kemakmuran.

“Teka kene iso dadi akeh (dari bisnis ini bisa jadi banyak). Akeh iku (banyak itu) maksudnya aku bisa punya 2 pikap, terus ada 1 truk, ada mobil pribadi satu. Terus ono tanah, ono omah loro (terus ada tanah, ada 2 rumah). Ya, semua dari usaha yang tak jalankan ini,” ujar Dirman.

Ia mengaku memulai bisnis ini sejak 9 tahun yang lalu. Saat itu, sebagai pemain baru, ia sudah dihadapkan dengan potensi konflik yang begitu besar.

Salah satu yang dia ingat betul adalah ketika dirinya untuk pertama kali mengambil barang-barang rongsok dari gedung bekas stasiun televisi swasta di Surabaya.

“Awal-awal membangun itu, dengan modal 1 pikap, aku ambil barang rongsok di salah satu gedung televisi swasta besar di Surabaya. Aku datang bawa pikap. Di sana sudah ada pelaku pengusaha lain dengan anak buahnya yang bawa (Toyota) Fortuner. Ada tiga pelaku usaha waktu itu, ada juga yang bawa Pajero,” ujarnya

Redaksi

Reviews

  • 8
  • 8
  • 8
  • 4.8

    Score



Menyingkap Tabir Menguak Fakta