JAKARTA, Jawara Post–Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan laman Diversity.id. Laman ini dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan publik akan kanal khusus diplomasi budaya Indonesia.
“Kami menggunakan berbagai sarana media efektif yang tersedia dengan mempertimbangkan teknologi yang ada, serta memilih bentuk kemasan media yang cocok dikonsumsi warga milenial,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Hilmar Farid di acara peluncuran laman web Diversity.id, di Kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin 20 Agustus 2018.
Selain website, Kemendikbud pun meluncurkan majalah budaya Indonesiana. Majalah ini edisi cetak, yang terbit enam bulan sekali, berisi ulasan diplomasi budaya yang lebih mendalam.
“Sedangkan, website Diversity.id dikemas berbentuk online yang isinya diperbarui secara reguler dan terus-menerus,” ucap Hilmar.
Kedua penerbitan media ini dilakukan, merujuk pada keputusan dari pemerintah, dan DPR pada 27 April 2017 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 yaitu tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Dalam UUD 1945 Pasal 32 telah mengamanatkan agar pemerintah memajukan kebudayaan nasional serta menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan memanfaatkan budayanya,” jelas Hilmar.
Sementara itu, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly menambahkan, pihaknya memastikan website Diversity.id maupun majalah Indonesiana seterusnya akan dikelola secara profesional. “Kami mengedepankan mutu dalam penerbitan ini, dengan konten yang dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menerapkan pengelolaan website dan majalah tadi dengan jajaran redaksional dan manajemen operasional, sebagaimana berlaku di media profesional pada umumnya.
Nadjamuddin mengakui, laman web Diveristy.id sengaja ditampilkan dalam format metro sederhana, agar mudah diakses oleh para pengguna dari beragam jenis perangkat Internet yang mereka miliki. Menu navigasinya juga simpel, sehingga isinya gampang ditelusuri, dan diperoleh berdasarkan rubrikasi yang tersedia.
Untuk lebih memudahkan pengguna, disediakan pula fasilitas pencarian bebas berdasarkan kata yang dimasukkan pengguna. Meski sederhana dan simpel, katanya, laman web ini dirancang memuat informasi beragam budaya Indonesia yang kaya raya. “Indonesia memang negara kepulauan terbesar dan terluas di dunia,” ujar Nadjamuddin.
Keragaman etnik, bahasa dan dialek, serta adat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat secara lintas generasi, menjadikan Indonesia sebagai sebuah laboratorium kebudayaan yang terbesar di dunia. Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi sumbangan berharga bagi usaha mewujudkan perdamaian dunia sesuai amanat Konstitusi.
“Karena itu, diplomasi budaya Indonesia menjadi penting untuk dilancarkan secara sistematis.” tutup Dia.
@intan