BALI, Jawarapost – Gunung Agung kembali erupsi dan mengaluarkan abu vulkanis ke sekitar wilayah Kabupaten Bangli dan Kabupaten Bangli sejak beberapa hari lalu. Imbasnya, sejumlah warga menderita gagal panen karena tanamannya rusak akibat abu vulkanis.
Tanaman jeruk saya sebenarnya sudah memasuki musim panen. Tapi belum sempat dipanen sudah rusak terkena hujan abu Gunung Agung,” kata seorang petani, Wayan Suardana di Desa Suter, Bangli, Kamis, 5 Juli 2018.
Wayan mengaku merugi, karena produktivitas kebunnya berkurang dan hasil panennya menurun. Banyak tanaman jeruk yang rusak, dan harga jual yang turun. “Ini kebanyakan sudah tidak laku. Sudah tidak bisa diselamatkan karena di wilayah sini susah air sehingga saya tidak bisa menyemprot jeruk yang terkena abu vulkanis,” ungkap Wayan.
Senada dengan Wayan, petani lain bernama Mertayasa mengaku gagal panen akibat semua tanamannya rusak tertutup abu vulkanis. “Jagung, kacang panjang, sawi ini mati, sepertinya sudah tidak bisa dipanen, jadi ya harus ditanam lagi nanti,” kata Mertayasa di Desa Suter.
Selain tanaman sayurnya, Mertayasa mengaku hujan abu Gunung Agung juga menutupi kawasan tempat tinggalnya yang berada tidak jauh dari lahan pertanian tersebut. “Di rumah abunya lumayan tebal, itu juga mengganggu aktivitas kami. Tapi rasanya saya lebih nyaman di rumah, belum perlu mengungsi. Dari pemerintah juga belum ada imbauan,” ungkap Mertayasa.
Tak hanya kedua petani tersebut, Widana, warga Desa Pempatan, Karangasem, juga harus merugi akibat erupsi tersebut.
Widana mengalami kerugian sekitar Rp25 juta karena tanaman jeruk, sawi, dan kol yang dikebunnya gagal panen akibat terpapar abu vulkanis. “Hujan abu juga masih terus terjadi beberapa kali. Makanya saya pasrah karena ini pasti rusak, misalnya masih bisa dipanen juga nantinya tidak akan laku,” ungkap Widana.
@deny