TAMAN KROCOK, Jawara Post–‘ Sungguh ironi disaat proyek yang menjadi andalan pemerintah pusat demi meningkatkan tarap hidup rakyat Indonesia, dibuat bancakan oleh pemerintah desa. Pasalnya, proyek infrastruktur pedesaan itu tidak berumur lama. Akibatnya, warga masyrakat mengeluh dan menilai l tidak becus.
Misalnya proyek irigasi didesa Trebungan, Taman Krocok, Bondowoso Jatim. Saluran air yang baru tahun lalu digarap, kini sejumlah titik banyak yang merotol alias tak berumur lama. “Bukan cuma gak awet mas, dalam pelaksanaannya gak pernah terpasang papan proyek,” ujar JM, warga setempat.
Menurut rekan JM, name board (papan nama), sangatlah penting bagi warga desa, lantaran dengan papan informasi itu masyrakat tahu darimana asal anggaran, jumlahnya berapa, lalu siapa pelaksananya. “Jika dibuat gamang, maka berpotensi di KKN dan jadi lahan basah,” timpalnya.
Menurut aktifis kota tape Bondowoso, penampakan pada gambar proyek di desa Tribungan itu, hanyalah sebagian contoh ketidak becusan pemdes dalam mengelola anggaran. Pasalnya, di Kecamatan Taman Krocok bukan cuma Tribungan, di Desa Kretek juga menuai hal yang sama.
“Kita akan evaluasi semua alokasi anggaran yang masuk ke Desa Tribungan, Kecamatan Taman Krocok. Kami yakin, bukan cuma dititik Pisew yang diduga kuat jadi bancakan. Bahkan, kami juga akan pertanyakan SPJ 2018 denga koordinasi bersama Inspektorat,” kata Johan Efendi.
Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalihkan dana program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dikucurkan kepada 237 kecamatan untuk membangun infrastruktur penunjang berbasis masyarakat di pedesaan.
Melalui PISEW, pemerintah menghibahkan dana senilai Rp1,5 miliar ke kecamatan yang telah ditentukan untuk membangun infrastruktur penunjang desa. Dana itu nantinya akan diberikan dalam bentuk belanja modal untuk paket-paket pekerjaan konstruksi yang telah diusulkan masing-masing kecamatan.
Supri/gondrong