PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

BONDOWOSO : Proyek PISEW Taman Krocok, Dinilai Tak Pro Rakyat

JAWA TIMUR, Jawara Post—Proyek infrastruktur desa yang ditargetkan Presiden RI Jokowi agar dinikmati lapisan masyarakat, melalui PISEW bernilai Milyaran rupiah disetiap kecamatan penerima, nampaknya terancam gagal di Bondowoso. Pasalnya, salah satu kecamatan yang menerima PISEW ditemukan banyak penyimpangan dan kwalitas proyek terus dipertanyakan.

Seperti yang ada diwilayah Kecamatan Taman Krocok, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Dua desa diantaranya yang menerima program ini, mulai memantik persoalan. Desa Kretek yang dengan bangganya menyalahkan kondisi alam, sementara Desa Tribungan melaksanakan PISEW tidak pro rakyat.

Hal ini dtegaskan oleh Johan Efendi, Ketua BPR RI Bondowoso, Kamis (21/03/2019). Ia menilai, kedua kades sebagai pelaksana program, tidak becus bekerja. Buktinya, garapan proyek bukan hanya tidak dipasang papan nama ayau papan informasi, kwalitas dan kwantitas fisik garapan, sangat diragukan. “Fakta itu menunjukkan ketidak becusan kelola dana PISEW,” ujarnya.

Lanjut dia, semula pihaknya mengira peran utama ada pada Camat atau tim pengawas di kecamatan. Begitu dikonfirmasi, Camat Taman Krocok, mengaku bahwa sepenuhnya tentang PISEW itu ditangani pihak desa. “Itu uang rakyat bukan untuk dibuat bancakan. Jika kedua desa tidak berbenah dan pro rakyat, kami akan laporkan ke APH,” tegasnya.

Pantauan JP dilapangan, di Desa Kretek Taman Krocok, pembangunan rabat jalan lingkungan desa mulor, bahkan banyak menimbulkan kecurigaan kecurigaan tentang pengelolaan anggaran PISEW yang diterima. Sementara, di Desa Tribungan Taman Krocok, proyek saluran air tidak berumur lama, bahkan diduga kuat terjadi mark-up anggaran.

Saluran irigasi di Desa Tribungan Taman Krocok yang dianggap tak pro rakyat dan disoal aktifis. (Jp)

Ketika hal itu ditanyakan kepada PJ Camat Taman Krocok, pihaknya mengaku tidak sepenuhnya mengetahui tentang penyimpangan dimaksud. Pasalnya, alokasi anggaran dana PISEW langsung kedesa melalui pendamping desa. “Saya ini PJ (camat pengganti), bukan tidak tahu, melainkan kurang paham jika ada dugaan miring,” kata Muhdar.

Senada dengannya, Karman selaku pendamping kecamatan mengaku bahwa yang paham betul realisasi anggaran PISEW didesa adalah pendamping desa. Sehingga, apabila banyak dietemukan dugaan, sangat erat kaitannya dengan peran pendamping desa. “Kami juga ikut mengawasi, namun yang lebih intens dan detail adalah pendamping desa,” imbuhnya.

Karuan saja, Johan Efendi menduga kuat bahwa ada permainan terselubung antara pendamping desa dengan kepala desa. Konstruksi disiasati sedemikian rupa, demi mengeruk keuntungan pribadi mereka. “Saya akan buktikan dengan melaporkan segala temuan ke aparat penegak hukum (APH) Bondowoso dengan tembusan ke Kementrian,” pungkasnya.

Rabat beton dilingkungan Desa Kretek taman Krocok yang molor dan diduga sarat penyimpangan.

Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalihkan dana program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dikucurkan kepada 237 kecamatan untuk membangun infrastruktur penunjang berbasis masyarakat di pedesaan.

Melalui PISEW, pemerintah menghibahkan dana senilai Rp1,5 miliar ke kecamatan yang telah ditentukan untuk membangun infrastruktur penunjang desa. Dana itu nantinya akan diberikan dalam bentuk belanja modal untuk paket-paket pekerjaan konstruksi yang telah diusulkan masing-masing kecamatan.

Supriadi/gondrong



Menyingkap Tabir Menguak Fakta