INDONESIA, JP. Com —Nama Krishna Murti tidak asing lagi. Apalagi dia pernah menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya yang menangani banyak kasus besar di Jakarta, salah satunya bom si Sarinah, Jalan MH Thamrin. Saat itu, dari Polda Metro Jaya tampil dengan kaus berkerah warna biru dongker dengan tulisan “Turn Back Crime”. Slogan yang dipakai Interpol.
Di kepolisian, meski kariernya sempat macet setelah dimutasi dari Wakapolda Lampung pada 2016, Krishna Murti sebetulnya lulusan Akpol 1991. Artinya, dia seangkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo; Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran; Kapolda NTB Irjen Muhammad Iqbal; Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Wahyu Widada; hingga Wakabaintelkan, Irjen Merdisyam yang mantan Kapolda Sulsel.
Dia juga atasan Ferdy Sambo di Polda Metro Jaya. Sebagaimana diketahui, saat Krishna Murti jadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Ferdy Sambo menjabat sebagai Wadirreskrimum Polda Metro.
Namanya kembali mencuat seiring dengan kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang diotaki Ferdy Sambo. Sebab, banyak yang heran dengan moncernya karier Ferdy Sambo hingga menyalip mantan atasannya tersebut. Perlu diketahui, Ferdy Sambo diangkat jadi Kadiv Propam Polri sehingga meriah pangkat Irjen pada 2020 dalam usia 47 tahun.
Lantas, siapa sosok Krishna Murti? Bagaimana profilnya? Dari penelusuran awak media, serta dari riwayat hidupnya dan berbagai sumber, Krishna Murthi lahir di Jakarta pada 15 Januari 1970. Dia menyelesaikan SD di Jakarta pada 1982, kemudian SMP di Malang pada 1985, dan SMA di Bandung pada 1988.
Selepas SMA dia melanjutkan pendidikan Akpol dan lulus pada 1991. Setahun kemudian, dia resmi bertugas sebagai Pamapta Polresta Tegal, Jawa Tengah pada 1992. Kemudian dia sempat menjadi Kapolsektif Randudongkal Polres Pemalang pada 1993, lanjut sebagai Kasat Serse Polres Pemalang pada 1994.
Krishna Murti dipercaya juga sebagai Pengasuh Taruna Akpol pada 1994. Dia pernah didapuk sebagai Komandan Kontingen Polri pada 1996. Dia sempat juga bertugas sebagai Kanit Sersetik Polwiltabes Surabaya pada 1997.
Krishna Murti juga pernah menjadi Sespri Kapolda Metro Jaya (2000), Kapolsek Metro Penjaringan (2001), juga pernah jadi Koorspripim Kapolda Metro Jaya, Irjen Firman Gani (2004). Kemudian dia menjadi Kasat Reskrim Polres Jakut (2005), dan Wakapolres Depok (2006). Pada 2011, dia pernah memegang tongkat komando sebagai Kapolres Pekalongan pada (2011).
Karena kecerdasannya, dia pernah menjadi Staf Perencanaan PBB di New York (2011) dan Penerjemah Utama Divhubinter pada 2012.
Kemudian pada 2015, Krishna Murti memegang jabatan sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat Kombes. Dia sempat menjadi Wakapolda Lampung sebentar, sebelum akhirnya ditarik menjadi Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri pada 2016. Saat itu sempat muncul kabar penganiayaan terhadap perempuan, dan diisukan terkait dengan Krishna Murti. Namun, hal ini dibantah Krishna Murti.
Walau begitu, kariernya tetap menanjang karena dia dapat promosi sebagai Karomisinter Divhubinter Polri sehingga pangkatnya naik jadi brigadir jenderal (brigjen) atau jenderal bintang satu pada 2017.
Setelah lima tahun berpangkat Brigjen, melihat beberapa juniornya menyalip, di antaranya Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa, Krishna Murti akhirnya ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri. Penunjukan Krishna Murti sebagai Kadiv Hubinter Polri bukan sebatas kebetulan, dia memang sudah berkali-kali mewakili Polri dalam penugasan di luar negeri, maupun dalam ajang internasional. Krishna Murti juga pernah mendapat pendidikan kepolisian di New York, AS.
Harta Kekayaan Krishna Murti
Sebagai penyelenggara negara, Krishna Murti tercatat melaporkan hartanya dalam LHKPN KPK. Terakhir kali dia melaporkan pada 21 Agustus 2022 lalu dengan total harta kekayannya sebesar Rp 3,36 miliar, atau persisnya Rp3.366.737.665.
Dari kekayaan tersebut, paling besar berupa tanah dan bangunan seluas 385 m2/140 m2 di Jakarta Timur yang merupakan dari warisan senilai Rp2,4 miliar. Selain itu, kekayaannya berupa mobil Honda CRV tahun 2010 bersumber dari hadiah seharga Rp160 juta, dan harta kas dan setara kas sebesar Rp806.737.665.
Profil singkat Krishna Murti:
Nama: Krishna Murti
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 15 januari 1970
Istri: Nany Utama Krishna
Pendidikan Umum:
– SD di Jakarta 1982
– SMPN 1 di Malang 1985
– SMAN 5 di Bandung 1988
Pendidikan Kepolisian:
– Akpol 1991
Riwayat Jabatan:
– Pamapta Polresta Tegal (1992)
– Kapolsektif Randudongkal Res Pemalang (1993)
– Kasat Serse Res Pemalang (1994)
– Danton Taruna Akpol Semarang (1994)
– Dankie Taruna Akpol Semarang (1995)
– Kanit Sersetik Polwiltabes Surabaya (1997)
– Sespri Kapolda Metro Jaya (2000)
– Kapolsek Metro Penjaringan (2001)
– Koorspripim Kapolda Metro Jaya (2004)
– Kasat Reskrim Polres Jakut (2005)
– Wakapolres Depok (2006)
– Dosen Lemdikpol (2009)
– Penyidik Madya Unit II Dit II/Eksus Bareskrim Polri (2010)
– Kapolres Pekalongan (2011)
– Staf Perencanaan PBB di New York (2011)
– Penerjemah Utama Divhubinter (2012)
– Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2015)
– Wakapolda Lampung (2016)
– Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri (2016)
– Karomisinter Divhubinter Polri (2017)
– Kadiv Hubinter Polri (2022)
Demikian sosok, termasuk profil Krishna Murti, mantan atasan Ferdy Sambo yang kini promosi sebagai jenderal bintang dua dengan jabatan Kadiv Hubinter Polri.
Redaksi