PT JAWARA POS GRUP

SELAMAT & SUKSES RI 1

Benarkah Tulang Gatot Kaca Ditemukan?

Cerita tentang Gatotkaca, Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan “otot kawat tulang besi”..

Sekitar tahun 2010, Penulis pernah ngobrol ringan dengan salah seorang warga Kejayan, Kecamatan Mayang Jember, Jawa Timur, Indonesia. Obrolan itu seputar manusia purba yang diyakini menghuni gunung kumitir.

“Saking semangatnya saya mencari kayu bakar, hingga tidak sadar kalau saya sudah berada jauh ditengah hutan rimba. Lokasi itu kawasan gunung kumitir, ” kata Pak Humaidi, memulai ceritanya.

Kata pria bertubuh gempal yang terbiasa pergi mencari kayu bakar dengan sepeda pancal (roda dua) ini, saat kelelahan dia bertemu dengan rumpun tanaman salak. Buahnya beerukuran jumbo (besar besar) nyaris seperti genggaman pemuda.

“Anehnya, buah salak hanya bisa dimakan ditempat, tak bisa dibawa pulang. Betapa tidak, rekan saya yang ngotot menyimpan dan untuk dibawa pulang, mendadak tersesat. Begitu lolos dari misteri itu, buah salak begitu tiba di Desa Kejayan, berubah jadi batu sungai, ” urainya.

Kata Pak Humaidi, cerita misteri itu adalah kenangan yang tak mudah di lupakannya. Pernah suatu hari, ia dikagetkan dengan suara hembusan angin yang agak kencang menerpa pepohonan disaat ia sedang melepas lelah.

“Saya kira itu hembusan angin seperti biasanya, ternyata bukan. Sesosok tubuh tinggi besar sedang melintas tepat didepan saya. Jika boleh mengira, tingginya sekitar 5 – 6 meter. Bayangan saya, tinggi tubuh saya hanya sebatas lututnya saja, ” ucapnya seraya mengusap peluh ditubuhnya.

Ya, mungkin saja itu manusia purba, atau titisan Gatot Kaca. Selangkah dia, berbanding 10 kali langkah saya, mungkin lebih. Dia hanya melirik pada saya yang gemeteran, lalu dia pergi secepat angin.

“Itu cerita fakta yang saya alami dan juga sebagian rekan saya juga alami. Entah dugaan saya benar atau tidak kalau dia manusia purba atau titisan Gatot Kaca, Tuhan lah yang tahu, ” tuturnya, mengakhiri obrolan kami berdua.

Gus Aang

 



Menyingkap Tabir Menguak Fakta