PALEMBANG, Jawara Post — Banjir bandang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Kamis (9/1). Penyebabnya, curah hujan tinggi dan sungai yang meluap.
Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan banjir itu merendam kecamatan Pulau Pinang, Pseksu, Gumay Talang, dan Kikim Timur.
Delapan rumah warga terseret arus. Selain itu, seorang warga tercatat hanyut. “Satu warga di Kecamatan Merapi Barat dilaporkan hilang karena hanyut dan saat ini masih dilakukan pencarian,” kata Ansori.
Ansori menyatakan ketinggian air banjir di empat kecamatan tersebut rata-rata mencapai 70 sentimeter. Ini tak lepas dari hujan deras sebelumnya terjadi di Lahat pada Rabu (8/1) malam hingga Kamis (9/1) pagi.
Selain banjir, longsor pun terjadi. Akses jalan antara Desa Lubuk Tube, Lubuk Atung, dan Muara Cawang, hingga saat ini masih tertutup material longsor dan tidak bisa dilalui.
“Jalan jalan Pagar Alam-Lahat di Pulau Pinang ini terputus, maka lalu lintas dialihkan melalui jalan Gumay Ulu. Penyebab banjir sendiri karena air dari Sungai Empayang meluap. yang paling parah banjirnya terjadi di Desa Gunung Kembang,” kata Ansori.
Jalan nasional lintas kota Pagar Alam dan Lahat pun tertutup di Kecamatan Pulau Pinang. Satu unit mobil pikap tertimbun. Tidak ada korban jiwa dilaporkan dalam kejadian ini.
“Laporan sementara tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan rumah dan kendaraan saja. Informasinya banjir mulai terjadi pada pukul 04.00 subuh karena ada tanggul yang jebol akibat derasnya air,” kata dia.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lahat Marjono mengatakan bencana ini membuat 78 unit rumah terendam, 12 unit rumah hanyut.
“Tiga orang dinyatakan hanyut, semuanya Selamat,” imbuh dia, dalam keterangan tertulis BNPB.
Selain Lahat, Kota Pagar Alam pun saat ini terendam banjir hingga setinggi 50 sentimeter. Banjir yang melanda Kelurahan Beringin Jaya, Pagar Alam Utara, itu diakibatkan oleh saluran drainase yang tidak bisa menampung debit air yang meningkat karena derasnya hujan.
Ansori berujar Gubernur Sumsel Herman Deru sudah mengeluarkan surat edaran kepada bupati/walikota untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor seiring meningkatnya curah hujan.
Instruksi tersebut antara lain membuat pernyataan status darurat bencana sesuai skala, memberi pelayanan kebutuhan dasar kepada para masyarakat terdampak, serta berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam rangka penanggulangan.
“Juga mengalokasikan biaya penanggulangan dan menyiagakan alat berat, personel, dan logistik,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang BMKG Sumsel Bambang Beny Setiaji mengatakan peningkatan curah hujan dan potensi hujan disertai petir dan angin kenang terjadi akibat menguatnya angin Muson Cina Selatan yang sarat uap air melalui wilayah Sumsel.
Hujan disertai petir dan angin kencang tersebut berpotensi berlangsung lama apabila terjadi pada malam hingga dini hari.
“Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga 13 Januari mendatang. Ini akan menyebabkan peningkatan dan kontinuitas curah hujan di wilayah Sumsel bagian barat. Potensi bencana hidrometeorologi rawan terjadi di sebagian besar wilayah Sumsel, khususnya di dataran tinggi Bukit Barisan seperti Lahat, Pagar Alam, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Lubuklinggau,” tutur dia.
Timredaksi