NEGARA, Jawara Post – Cuaca buruk yang terjadi di perairan Bali, Sabtu (16/3) malam membuat nelayan di Jembrana kewalahan. Sejumlah perahu tangkap yang sudah turun ke laut, akhirnya kembali karena badai. Bahkan salah satu sampan fiber nelayan asal Pebuahan, Desa Banyubiru sempat terbalik dan terseret arus.
Dari informasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Minggu (17/3), hampir sebagian besar nelayan pada Sabtu malam balik mendarat. Badai yang terjadi pada Sabtu malam itu dinilai membahayakan perahu.
“Hampir semua perahu selerek balik ke pelabuhan. Angin kencang dari berbagai penjuru,” ujar Sadi Purwanto (42) salah seorang nelayan.
Sejatinya tinggi gelombang tidak terlalu membahaykan, namun angin kencang itu mengakibatkan pusaran air laut tak menentu. Hal itulah yang ditakutkan nelayan. Karena meskipun jangkar terpasang hingga di dasar, bisa terlepas karena tekanan air. Dan dampaknya perahu bisa terseret tak menentu.
Kondisi tersebut terjadi hingga menjelang Minggu pagi, sehingga sebagian nelayan terpaksa urung berlayar. Meskipun sejatinya saat ini sedang musim tangkap ikan. Beberapa perahu nelayan yang terlambat kembali bersandar ke tepian, terpaksa bertahan mengandalkan jangkar. Kencangnya angin bahkan menyebabkan salah satu perahu fiber nelayan asal Pebuahan sempat terseret arus. Perahu milik Radiawan (30) itu sempat terombang-ambing dan terbalik. Beruntung, nelayan asal Pebuahan itu bisa selamat ditolong nelayan lainnya. Perahu fiber-nya juga berhasil diseret sampai ke Pebuahan. Namun, seluruh kelengkapan untuk menangkap ikan miliknya hilang.
Sementara itu dari informasi Stasiun Klimatologi Kelas IIA Negara, kondisi angin khususnya di perairan Jembrana cukup kencang. Angin selatan yang mendominasi dengan kecepatan antara 15-25 knot. Pada Sabtu antara pukul 17.00 wita hingga 23.00 wita, angin maksimum di darat tercatat hingga 15 knot (30km/jam) dari arah selatan. Sedangkan di perairan angin maksimum mencapai lebih dari 25knot (50km/jam). Kecepatan angin diatas 15 knot untuk perahu nelayan cukup beresiko.
Sementara itu Kasat Polair Polres Jembrana, Iptu Eddy Waluyo mengimbau kepada para nelayan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. Terutama yang terjadi di perairan Selat Bali, para nelayan diharapkan untuk selalu memperhatikan cuaca.
Suryadharma