BESUKI, Jawara Post—Penataan pasar umum Besuki, nampaknya belum optimal. Buktinya, sejumlah pedagang kaki lima yang memajang dagangannya semakin tidak teratur. Akibatnya, ruas jalan akses keluar angkutan umum terganjal lapak dan barang dagangan. Karuan, sejumlah sopir dan pengendara jengkel, Sabtu (16/03/2019).
Sam, seorang sopir pribadi yang baru saja keluar dari parkiran pasar dekat terminal mengeluhkan adanya penyempitan akses roda 4 tersebut. “Ini kelewat batas. Pemerintah kucurkan dana rehap pasar bukan semakin baik, malah tambah semerawut. Kami minta Dispenda jangan cuma bisa tarik karcis (retribusi),” ucapnya, ngaplo.
Senada dengan sopir pribadi itu, sopir bus juga mengutarakan kekesalannya saat melintas dijalan ini. “Awalnya lumayan bagus Mas, bukan soal akses saja, melainkan warga luar kota juga sempat memuji kondisi pasar dan sekitarnya. Tapi, kini lingkungan pasar sebelah barat ini sunguh memalukan. Pedagang semakin meluber kejalan. Apa gak resiko bagi kami para sopir,” katanya seraya kecewa.
Pantauan dilapangan, sejumlah pedagang yang berada disisi barat pasar umum Besuki, semakin tidak tertib. Mereka semakin hari, makin menambah lapak – lapak dagangannya sehingga meluber memakan ruas jalan. Hal ini sangat jelas terlihat sepanjang 200 meter keutara dari terminal Besuki.
Informasi yang beredar, keberanian para pedagang tersebut akibat merasa punya hak lantaran telah bayar retribusi ke Dinas Pasar (bayar karcis). Dianatara mereka (pedagang) juga ada yang yakin bahwa keberadaan mereka menabah pemasukan pada Dishub melalui jasa parkir yang konon para juru parkir (jukir) wajib setor.
Baca pula 》RADAR BESUKI : Heboh, Dua Bendera Parpol Dibakar OTD
Sementara, Kepala Seksi Trantib Kecamatan Besuki, H Rifa’i, mengaku delematis dalam menanggapi masalah ini. Pihaknya tidak ingin dibilang arogan, apalagi bahasa klasik para pedagang adalah itu semua urusan perut. “Sebagai pelaksana penertiban, kami butuh evaluasi sepuruh elemen, agar supaya tidak ada yang tersinggung,” tandasnya.
Juhari/red