Lombok Barat, Jawarapost -Warga Sekotong dan Lembar mengeluhkan akses jalan rusak parah di wilayah setempat. Pasalnya, akses jalan tanah sepanjang hampir 4-5 kilometer di wilayah itu tak pernah disentuh pemerintah daerah. Warga setempat menagih janji pemda yang berkali-kali menjanjikan mau membangun akses jalan tersebut.
Mereka merasa dianak tirikan oleh Pemerintah lantaran tak pernah menyentuh pembangunan akses jalan di desa setempat. Sebagai bentuk protes dan tuntutan warga terhadap pemda, warga pun menanam padi di kubangan jalan setempat.
Seperti dilakukan warga di Desa Mareje, akhir pekan kemarin melakukan aksi nekat menanam pohon di kubangan sepanjang jalan di wilayah setempat. Bukan tanpa dasar mereka melakukan aksi tersebut.
Termasuk kata dia, akses jalan penghubung menuju Desa Cendimanik Sekotong. Warga mengaku akses jalan ini sudah tak layak disebut jalan, karena kondisi akses penghubung beberapa dusun di desa setempat sangat buruk sekali.
“Lebih baik ditanami padi saja, karena ini seperti bajakan sawah, tak layak disebut jalan ini,”keluh Budi warga Mereje.
Diakui, warga sudah lelah mengusulkan perbaikan jalan ini lewat Musrenbang desa, kecamatan namun mentok sehingga aksi ini pun dilakukan untuk menuntut janji Pemda untuk memperbaiki akses jalan tersebut.
Kondisi jalan di beberapa dusun masing-masing dusun Pelan, Ganjar, Montong Jago, Guli dan Dusun Batu Petak sangat memperihatinkan. Kondisi jalan dimana-mana terdapat kubangan seperti kolam.
Bahkan,sebagai bentuk protes warga sengaja memancing di kubangan jalan tersebut. Akses jalan ini jelas dia menghubungkan desa Mareje dengan Cendi Manik Sekotong, ini sangat rusak parah. Karena tak pernah disentuh semenjak dibangun tahun 1996 sejak dibuka swadaya oleh masyarakat.
Kades Mareje, Nurudin menyatakan, usulan pembangunan jalan ini sudah dimasukkan dalam RKP dan Musrenbang camat semenjak tahun 2013. Akses jalan yang perlu segera dibangun sepanjang 3 kilometer mulai dari dusun ganjar-batupetak yang berbatasan dengan Desa Cendi Manik.
Diakui sejak dibuka puluhan tahun lalu persisnya tahun 1996-1997 akses jalan ini tak pernah disentuh pemda padhal saat itu jalan ini sudah masuk jalan kabupaten.
“Musrenbangcam 2016 lalu dari PU bahkan siap mensurvey jalan itu namun ditunggu-tunggu tidak ada yang datang, padhal sudah prioritas di musrenbang,”keluhnya. Ia selaku kades setempat bahkan berinisatif menggunakan dana pribadi untuk menutup kubangan jalan menggunakan tanah uruk, namun ambruk lagi.
Warga Cendimanik Kecamatan Sekotong juga mengeluhkan buruknya akses jalan di wilayah setempat. Akses jalan ini menurut Sadri sudah bertahun-tahun rusak, belum disentuh pemda.
Padhal kata dia, Bupati dan jajaran pernah turun ke wilayah itu, namun tidak ada tindaklanjut terhadap perbaikan infrastruktur jalan.“Padhal disini potensi perikanannya ada, tapi tidak disentuh,”keluh dia.
Kondisi hujan seperti saat ini, warga mengeluh akses jalan berlumpur dan berkubang membentuk kolam kecil dimana-mana. Kadis PU dan Tata Ruang, Made Artadana mengatakan, warga perlu memaklumi dan memahami daftar perencanaan bemuara pada keterbatasan anggaran.
Menurutnya, berdasarkan daftar urutan hasil musrembang kecamatan Lembar terkait pembangunan akses jalan, paling atas atau rangking satu Dusun Jelateng Sekotong Timur, rangking dua dusun Lendang Andus Desa Labuan Tereng, rangking 3 dusun Beroro Desa Jakem, lalu urutan keempat baru masuk jalan di Mareje tersebut.
Dari data yang ada ini jelansya, menjadi dasar utuk pendaftaran dan usulan. Untuk penanganannya jelas Made, yang paling memungkinkan melalui dana alokasi khusus (DAK). Untuk pembiayaan jalan ini jika pembangunan total diperlukan dana Rp 2 miliar per satu kilometer jalan, sehingga total dana yang diperlukan untuk 3 kilometer R 6-7 miliar. Sedangkan jika hanya diperbaiki dan rabat jalan di spot-spot tertentu kebutuhan anggaran diperkirakan Rp 3-5 miliar.
Lalu M Lombar